Desakita.co – Harga beras yang masih tinggi di pasaran berdampak langsung pada perajin lontong di Kabupaten Jombang.
Mereka terpaksa mengecilkan ukuran untuk menghindari kerugian.
Seperti yang dirasakan Barok Sugiman, 44, perajin lontong asal Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto.
Sejak harga beras terus naik, penghasilnnya turun.
’’Kenaikan harga beras berdampak sekali kepada kami, penghasilan turun karena harga bahan bakunya naik,’’ ungkapnya.
Setiap hari, dia membuat lontong 1.700-2.000 buah. Dijual ke sejumlah pasar di sekitar Kabupaten Jombang.
’’Sehari menghabiskan beras 50 sampai 60 kilogram,’’ ucapnya.
Hingga kini dia masih menjual dengan harga Rp 600 per biji. Ia tak berani menaikkan harga karena takut ditinggal pembeli.
’’Satu-satunya solusi, sementara ini, ya dengan mengecilkan ukuran,’’ imbuhnya.
Meski harganya masih sama, ukuran lontong buatannya kini makin kecil. Biasanya, satu kilogram beras dipakai untuk 25 lontong.
Kini dibuatnya menjadi 35-40 lontong.
’’Kalau tidak begitu kami rugi. Ini pun kalau harga berasnya tidak kunjung turun, harga lontongnya juga pasti dinaikkan,’’ urainya. (riz/jif/ang)