Desakita.co – Tanaman padi di Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, menjelang panen raya terserang hama wereng. Kondisinya mengering.
Petani menaksir produksi panen kali ini berkurang.
”Padi sudah ada isi atau bulirnya, tapi tiba-tiba kena serangan wereng,” keluh Hadi salah seorang petani setempat.
Rata-rata padi yang terserang hama wereng itu berusia 60 hari.
Akibatnya, daun yang terserang berwarna kecokelatan dan tak lagi tumbuh normal.
Kondisi itu berdampak pada isi bulir padi. ”Seperti gosong, bulirnya nggak jadi gabah, seperti kosong,” imbuh dia.
Meski serangan yang terlihat sementara masih per spot, namun menurutnya bakal berdampak pada produksi panen.
Karena bulir padi tak berisi. Jika dalam kondisi normal sawah seluas 1.400 meter persegi bisa memanen hingga 1 ton, kali ini diperkirakan turun. ”Paling dapatnya 7 kuintal,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan M Efendi, petani asal Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, yang mengaku sebagian tanaman padinya terserang hama wereng saat usia 60 hari.
”Sekarang padinya banyak yang kering, kena serangan hama wereng,” ucapnya.
Menurut dia, serangan hama wereng tiba-tiba itu sebenarnya sudah ditindaklanjuti pemdes dengan meneruskan ke OPD terkait.
”Sudah disemprot obat secara bersama kemarin, cuma serangannya belum berhenti,” lanjut dia.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Bandarkedungmulyo Ahmad Fauzi, menyebut sebagian besar area pertanian saat ini memasuk sudah masuk musim panen.
”Jadi satu atau dua minggu lagi sudah mulai banyak yang panen,” katanya.
Meski demikian, serangan hama wereng datang secara tiba-tiba datang.
”Menjelang panen baru kena, tapi serangannya per spot,” tutur dia.
Kondisi sama juga terlihat di area persawahan Desa Barongsawahan dan Desa Banjarsari, Kecamatan Bandarkedungmulyo.
”Jadi kemarin sudah dilakukan gerakan pengendalian, berupa penyemprotan,” tutur Fauzi.
Salah satu penyebab munculnya serangan wereng itu karena faktor cuaca.
”Karena wereng cenderung menyukai lingkungan dan kondisi lembab dan tidak terkena panas sinar matahari,” pungkas dia. (fid/bin/ang)