Asal-Usul

Asal usul Desa Mentoro Kecamatan Sumobito Jombang: Didirikan Sosok Bernama Ki Ronopati, Ada Sejak Zaman Belanda

×

Asal usul Desa Mentoro Kecamatan Sumobito Jombang: Didirikan Sosok Bernama Ki Ronopati, Ada Sejak Zaman Belanda

Sebarkan artikel ini
Pemdes Mentoro Jombang menggelar tasyakuran.

Desakita.co – Desa Mentoro adalah salah satu desa di Kecamatan Sumobito Jombang.

Desa Mentoro juga memiliki cerita yang menarik dari sisi sejarah.

Ada dua versi sejarah yang diyakini masyarakat desa. Salah satunya adalah Ki Ronopati, yang dikenal masyarakat sebagai tokoh yang babat alas Desa Mentoro.

Dari cerita yang beredar, Ki Ronopati meninggal setelah dihukum gantung pada zaman penjajahan Belanda.

Dua kali digantung, hukuman yang pertama Ki Ronopati berhasil lolos karena tali yang dipakai putus.

Baca Juga: Asal-usul Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Jombang: Dulunya Bernama Sumbersapon, Sudah Ada Sejak Era Penjajahan Jepang Tahun 1942

Dan digantung yang kedua, Ki Ronopati meninggal dunia.  ”Artinya Mentoro ada sejak zaman penjajahan Belanda, berarti belum lama ini, itu analisa saya ya karena tidak ada yang membenarkan juga,” jelasnya.

Sementara masyarakat juga percaya, ada salah satu tokoh besar sebelum Ki Ronopati  yang babat alas Desa Mentoro.

Hal itu dibuktikan dengan sejumlah situs yang ada di Mentoro.

Ada situs batu bertuliskan bahasa Jawa Kawi, ada situs Cancang Kapal yang berupa batu kotak besar yang menancap dalam tanah, juga ada Kedung Bajul.

Baca Juga: Asal Usul Desa Mentaos Kecamatan Gudo Jombang: Dipercaya Karena Banyak Pohon Ini, Jadi Bahan Baku Sandal Bakiak

Yang artinya, Mentoro berada dalam daerah perairan, Cancang Kapal dan Kedung Bajul dinilai sebagai muara tempat bersandarnya kapal, ketika tamu datang dan pergi ketika zaman Kerajaan Majapahit.

Juga ada makam panjang atau disebut warga sebagai kuburan dowo yang dipercaya sebagai pendekar zaman Majapahit yang menunggu pintu keluar dan masuk.

”Sayangnya situs itu belum ditandai, ya mungkin ke depan akan kita tandai, bukan berarti apa-apa, hanya sebagai pendanda salah satu saksi sejarah,” pungkasnya. (wen/naz/ang)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *