Lifestyle

Profil Yuniep Mujati Suaidah, Rektor ITEBIS PGRI Dewantara Jombang: Pemimpin Demokratis, Tidak Pernah Berhenti Belajar

×

Profil Yuniep Mujati Suaidah, Rektor ITEBIS PGRI Dewantara Jombang: Pemimpin Demokratis, Tidak Pernah Berhenti Belajar

Sebarkan artikel ini
Dr Dra Yuniep Mujati Suaidah MSi CRA

Desakita.co – Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITEBIS) PGRI Dewantara Jombang, Dr Dra Yuniep Mujati Suaidah MSi CRA, meniti karir dari dosen biasa. Sempat dua periode menjadi ketua STIE PGRI Dewantara yang kini berubah nama menjadi ITEBIS PGRI Dewantara. Sehingga ini periode ketiga dia menjadi orang nomor satu di kampus tersebut.

’’Saya ini anak desa, saya ingin menunjukkan kepada orang-orang desa yang masih tidak mementingkan pendidikan, jika anak desa juga mampu sukses dalam karirnya,’’ ungkapnya.

Yuniep lahir dari pasangan Abd Jalil dan Sukaeni di Desa Karangbendo, Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang pada 10 Maret 1967. Ayahnya merupakan guru SD, juga pernah menjabat menjadi kepala SD, dan pengawas sekolah. Melalui semangat ayahnya itulah, ia ingin terus belajar, menjadi guru meneruskan perjuangan sang ayah mencerdaskan anak bangsa.

Ia mulai pendidikannya di SDN Karangbendo 2 Kecamatan Tekung. Kemudian melanjutkan di SMPN 1 Lumajang, dan SMAN 1 Lumajang. Ia kemudian kuliah di IKIP Malang yang sekarang dikenal dengan Universitas Negeri Malang jurusan Akuntansi.

Yuniep kuliah menggunakan beasiswa ikatan dinas. Setelah lulus 1992, ia diangkat menjadi PNS dosen di UPJB PGRI Jombang, yang kala itu masih bernama STKIP PGRI Jombang.

’’Dulu S1 masih boleh jadi dosen, termasuk saya,’’ terangnya. Jam mengajarnya di STKIP PGRI Jombang tidak banyak, karena tidak ada prodi akuntansi. ’’Ada mata kuliah akuntansi tapi jamnya sedikit,’’ jelasnya. Selama di STKIP PGRI Jombang, ia juga merangkap sebagai sekretaris pusat penelitian.

Baca Juga: Intip Profil Sunarsih Atlet Softball Nasional yang Kini Jadi Guru di SMPN Sumobito Jombang

Pada 1996, setelah STIE PGRI Dewantara Jombang yang kini dikenal dengan ITEBIS PGRI Dewantara berdiri, ia banyak mengajar di sana. Bersamaan dengan itu, kemudian juga menempuh pendidikan S2 di Universitas Diponegoro jurusan akuntansi, dan lulus 2002.

Setelahnya, ia diangkat menjadi Kaprodi Akuntansi STIE PGRI Dewantara Jombang. Sejak saat itu karirnya makin moncer. Ia kemudian diangkat menjadi wakil ketua 2, membidangi keuangan sarana prasarana dan sumberdaya manusia (SDM) selama dua periode, 2004-2008 dan 2008-2012.

Setelah itu, ia terpilih menjadi ketua STIE PGRI Dewantara, selama dua periode juga, 2013-2017 dan 2017-2021. ’’Maksimal boleh menjabat sebagai ketua selama dua periode, berturut-turut,’’ ungkapnya. Setelah itu, ia kemudian menjabat sebagai pengawas yayasan PPLP PT PGRI Jombang 2021-2024.

Di akhir jabatannya sebagai pengawas yayasan, ia promosi doktor di Universitas Merdeka Malang, pada jurusan ilmu ekonomi.

Panggilan jiwa kembali datang, pada pemilihan rektor baru periode 2025-2029, ia kembali mendaftar, dan terpilih. Sabtu (3/5) ia dikukuhkan sebagai rektor ITEBIS PGRI Dewantara Jombang periode 2025-2029.

Sejak kecil, ia memang menyukai akuntansi. Saat duduk di bangku SMA, ia memilih jurusan IPS untuk belajar akuntansi. Tahun depan ia mengajukan jabatan akademik profesor.

Baca Juga: Profil Soeharto Ketua PMI Kabupaten Jombang: Perintis Berdirinya PMI Jombang, Aktif Sejak 1980

’’Alhamdulillah, saya bisa mencapai pendidikan tertinggi sampai S3, tinggal jabatan akademik tertinggi, yaitu profesor, tahun depan rencana mengajukan, semoga semuanya lancar,’’ harapnya.

Yuniep memiliki semangat tinggi. Baik semangat berlajar, semangat berkarir, serta semangat mengangkat derajat keluarga. Baginya, pendidikan sangat penting, sebab melalui pendidikan ia dapat meningkatkan status sosial

’’Saya ingin mengubah pola pikir, jika jabatan dan prestasi tidak harus datang dari orang kaya, bahkan anak desa juga mampu,’’ tuturnya.

Ibu Yuniep seorang ibu rumah tangga. Kala itu di desanya, perempuan menempuh pendidikan hingga tinggi masih menjadi satu hal yang belum banyak dilakukan. Ia ingin membuktikan kepada masyarakat yang ada di desanya, jika perempuan memiliki porsi yang sama dalam hal pendidikan hingga karir.

Hal itu telah ia lakukan. Selain sudah mencapai puncak tertinggi pendidikan yaitu S3, ia juga sudah membuktikan jika perempuan juga mampu memimpin.

Yuniep merupakan seorang pemimpin yang demokratis. Ia selalu melibatkan tim sebelum memutuskan suatu hal. Dia juga terbuka menerima saran dan kritik yang membangun. Semangat Yuniep dalam belajar dan berjuang yang tinggi diharapkan dapat diteladani oleh seluruh mahasiswanya.

’’Saya suka kepemimpinan yang demokratis dan tidak otoriter. Tapi ada kalanya saya harus tegas dalam memutuskan,’’ katanya.

Yuniep tipe orang yang selalu totalitas dalam mengerjakan tugas. Tugas utamanya sebagai dosen yaitu mengajar tetap dilakukan. ’’Tapi jumlah SKS dibatasi, karena itu tugas dan kewajiban dosen, yaitu mengajar,’’ jelasnya. Penelitian juga tetap dilakukan.

Ia juga masih aktif di sejumlah organisasi. Seperti wakil ketua PGRI Cabang Khusus Kabupaten Jombang, anggota IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), juga anggota Ikatan Sarjana Ekonomi.

Sampai sekarang, ia juga tidak berhenti belajar. Baginya belajar tidak harus melalui pendidikan formal. Update informasi segala hal juga termasuk belajar.

Baca Juga: Profil Lengkap Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo: Awali Karir Jadi Dosen Hingga Inspektur Khusus Kemendagri

Yuniep yang taat pada aturan harus melalui tahap demi tahap proses agar pemerintah secara resmi mengizinkan ITEBIS PGRI Dewantara untuk menyelenggarakan model pendidikan jarak jauh (PJJ).

Yuniep berharap, semua orang dapat mengakses pendidikan tanpa terikat jarak dan waktu. Baik yang di luar kota, hingga di luar negeri. ’’Kamipun ingin orang-orang yang bekerja di luar negeri dapat tetap kuliah. Jam kita menyesuaikan waktu yang luang setelah bekerja, tapi ini baru rencana, masih banyak proses yang harus kita lalui sebelum resmi diizinkan,’’ ungkapnya.

Semangatnya dalam berjuang juga bakal ia tularkan kepada putri sematawayangnya, Rizki Rida Ayomi. Putrinya yang kini telah lulus S1 dan memiliki tiga orang anak. Ia terus mendorong sang putri untuk dapat melanjutkan pendidikan dan karir. Sebab menurutnya, perempuan harus mampu berdiri di atas kaki sendiri.

’’Saya terus mengawal putri saya untuk jadi orang yang mandiri, baik mandiri secara ekonomi maupun lainnya. Tapi saya menekankan agar tetap jadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak-anaknya,’’ ungkapnya.

Sebab baginya, belajar itu menyenangkan. Ilmu bertambah, wawasan bertambah, tahu perkembangan dunia baginya adalah satu kenikmatan tersendiri yang ia rasakan. (wen/jif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *