Desakita.co – Wanita harus produktif dan membawa manfaat untuk sesama.
Begitu menurut Lailatun Ni’mah, atau yang lebih akrab disapa Ning Eli ini.
Baginya, wanita harus bisa berkarya.
”Wanita harus mampu memberikan warna pada dunia,” kata anak kelima dari enam bersaudara dari mantan Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab tersebut.
Aktivitas keseharian Ning Eli banyak dimanfaatkan untuk mendidik para santri di Pondok Pesantren Al Lathifiyah 2.
Selain itu, Ning Eli juga aktif sebagai ketua organisasi Fatayat NU Jombang.
Ning Eli juga mengemban amanah sebagai wakil kepala sarana prasarana MA Unggulan KH Abdul Wahab Hasbullah.
Di hadapkan tugas dan tanggung jawab yang besar di organisasi, Ning Eli tetap bisa membagi waktu untuk keluarga dan para santri.
Sebagai istri, Ning Eli juga begitu taat dan patuh kepada suaminya.
”Bagi saya ridlo dan izin suami sebagai pegangan saya untuk beraktivitas,” jelasnya.
Ia aktif mengikuti kegiatan diba’ kubro yang dilaksanakan rutin di 21 kecamatan.
”Dalam kegiatan itu ya ada syiar ada juga tholabul ilmi, jadi saya sangat menikmati aktivitas itu,” jelas istri Wakil Ketua DPRD Jombang Farid Alfarisi ini.
Tidak hanya kegiatan yang bersifat keagamaan, juga ada kegiatan pelatihan untuk mengasah life skill.
Melalui kegiatan itulah, ia semakin menyadari jika wanita itu harus memiliki potensi yang terus dikembangkan.
”Yang bisa mengangkat harkat martabat wanita adalah wanita itu sendiri, yang tahu masalah dan memberikan solusi wanita juga sesama wanita,” jelasnya.
Ning Eli yakin, wanita yang mau berusaha dan berjuang akan mampu memberikan manfaat untuk sesama wanita dan seluruh masyarakat pada umumnya.
”Jangan hanya di rumah saja, kalau bisa produktif, insya Allah semua wanita mampu membantu ekonomi keluarga, kalau mau ubek saya yakin semua bisa,” jelasnya.
Ning Eli berkisah, ibunya, Hj Mundjidah Wahab selalu menanamkan agar anak-anaknya menjadi orang yang bermanfaat di lingkungan mana saja.
”Prinsipnya khoirunnas anfauhum linnas,” tuturnya.
Salah satu yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan media sosial untuk hal yang positif.
Dalam hal penampilan, Ning Eli tidak suka terlalu glamor.
Menurutnya, penampilan yang cantik adalah yang sederhana.
”Dari kesederhanaan itu memunculkan keindahan,” jelasnya.
Dalam menggunakan riasan wajah, pakaian, hingga aksesori, ia lebih suka yang biasa-biasa saja.
Sebab, ia melihat sesuatu yang digunakan berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.
”Yang penting pantas, karena pada hakikatnya, aura wanita akan terpancar bukan dari pakaiannya, tapi dari akhlaknya. Pakaian sopan sesuai syariat, harus diimbangi dengan akhlakul karimah, agar cantiknya terpancar,” jelasnya. (wen/naz/ang)