Desakita.co – Sebagai seorang dokter yang profesional, dr Purnaning Wahyu Prabarini, Sp.THT-BKL tak pernah berhenti belajar.
Baginya, belajar tidak boleh berhenti. Ia selalu meng-upgrade ilmunya melalui berbagai kegiatan yang produktif.
”Belajar itu untuk meningkatkan profesionalitas diri, apalagi ilmu kedokteran yang terus mengalami perubahan, belajar tidak boleh berhenti,” ungkap dr Purnaning.
Menurutnya, pendidikan sangat penting bagi wanita. Selain untuk meningkatkan kapasitas diri, juga untuk keluarga.
Dalam mendidik anak, wanita yang berilmu akan lebih baik dan bermuara pada kualitas keluarga yang baik. Belajar bisa dilakukan di mana pun.
Bisa melalui pendidikan formal, informal, maupun nonformal. ”Semuanya penting, kursus-kursus itu sangat perlu untuk dilakukan, mendukung profesionalitas dalam mendidik anak-anak juga dalam berkeluarga,” katanya.
Meski sudah menyandang status sebagai spesialis telinga hidung tenggorokan, kepala leher, Purnaning tidak pernah berhenti belajar.
Ia terus meng-upgrade diri melalui kegiatan-kegiatan, seperti workshop, seminar, atau membaca literasi dari berbagai sumber pengetahuan.
Setelah lulus dari SMAN 1 Kediri pada 1988, Purnaning masuk Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dan lulus pada 1995.
Sembari bekerja di RSIA Muslimat Jombang, ia juga jadi PTT di beberapa fasilitas kesehatan pemerintah.
Setelah mengabdi beberapa waktu, ia diangkat menjadi PNS, yang membuat keinginannya menempuh pendidikan spesialis harus tertunda.
”Karena harus ada minimal masa kerja baru boleh pendidikan lagi,” katanya.
Selama bekerja sebagai dokter umum, ia pernah ditugaskan di Puskesmas Tembelang. Selain itu, ia pernah menjadi kepala Puskesmas Megaluh.
”Tapi tidak lama karena setelah itu pendidikan,” katanya.
Cita-citanya sebagai spesialis kandungan gugur, karena usianya tidak memenuhi syarat. Ia kemudian mengambil spesialis THT di Unair Surabaya lulus tahun 2010. ”Yang masih bisa spesialis THT, jadi saya ambil itu,” jelasnya.
Saat ini, ia bertugas di RSUD Jombang, dan praktik di Klinik Pratama Seger dan RS Pelengkap Medical Center.
Di RSUD Jombang ia pernah menduduki kepala instalasi rawat jalan. ”Sudah tidak punya waktu untuk buka praktik di rumah,” jelasnya.
Purnaning mengaku sangat bersyukur memiliki suami Dr dr Ade Armada Sutedja, SH, MH, MKP. Memiliki background yang sama sebagai seorang dokter, Purnaning mendapatkan dukungan penuh dari sang suami. Waktu keduanya bersama terbilang cukup terbatas, lantaran sama-sama memiliki tugas pengabdian di masyarakat. ”Paling ketemu sehari cuma sore, malam, atau pagi sebentar-sebentar, dan saling memberikan pengertian satu sama lain. Kalau tidak didukung suami, tidak mungkin saya sampai sekarang masih bertugas,” katanya.
Wanita kelahiran Kediri, 5 Mei 1970 ini biasa mengisi waktu liburnya dengan hal-hal sederhana. Misal bersih-bersih rumah, belanja dan kegiatan positif lainnya.
Kadang jika memiliki waktu luang, ia sempatkan untuk olahraga di rumah, seperti treadmill.
”Kalau dulu saat kuliah, sekolah saya suka olahraga basket, sekarang sudah tidak sempat,” kata perempuan yang tinggal di Jl Empu Mahesura, Jombang.
Untuk menjaga kesehatan, ia dan suaminya membiasakan diri untuk menjaga pola makan.
Misalnya mengonsumsi makanan-makanan yang memenuhi gizi seimbang, menjaga kebutuhan nutrisi tubuh, banyak meminum air putih, serta menghindari makanan yang mengandung banyak kolesterol. ”Kalau saya dan suami sangat menghindari makan jeroan,” jelasnya. (wen/naz/ang)