Lifestyle

Makna Aktivitas Ramadan Menurut Mudzir GOQURAN Pontren Balonggading Desa Sepanyul Gudo Jombang

×

Makna Aktivitas Ramadan Menurut Mudzir GOQURAN Pontren Balonggading Desa Sepanyul Gudo Jombang

Sebarkan artikel ini
Oleh HM Ikhsan Effendi, Mudzir GOQURAN Pontren Balonggading, Sepanyul, Gudo

Desakita.co – Segala aktivitas di bulan Ramadan menjadi doa yang memiliki makna mendalam.

Ucapan selamat menjalankan ibadah puasa,  bermakna sebagai ucapan doa yang memberi kekuatan sugesti dan juga sebagai ucapan ritual di bulan Ramadan.

Mengucapkan kalimat ’’Selamat Ramadan’’ bukan hanya wujud penyambutan, melainkan juga doa agar bisa mendapatkan berkah dari bulan Ramadan.

Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim dibelahan dunia.

Ada beberapa makna yang tersirat dalam Ramadan.

Pertama, bulan pembakaran. Maksudnya, pada bulan ini umat Nabi Muhammad sallalahu alaihi wa sallam mempunyai kesempatan yang sangat besar supaya dosa-dosanya habis terbakar dihapus Allah SWT.

Ada juga yang memberi arti Ramadan, dari segi huruf-hurufnya. “Ra”  bermakna rahmat. “Mim” bermakna magfiroh atau ampunan.

Huruf “Dha”  bermakna dho’fu yang artinya berlipat-lipat. Huruf “Nun” bermakna najihun minan nar atau selamat dari neraka. Dengan kata lain, orang yang berpuasa berpeluang terbebas dari api neraka.

Kedua, bulan kesabaran. Ramadan adalah bulan pembentukan karakter (character building) umat Islam, terutama sabar.

Orang yang berpuasa akan bersabar memelihara diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.

Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW; “Barangsiapa tidak menghentikan perkataan-perkataan dusta dan melakukan kedustaan itu, Allah SWT tidak butuh dengan lapar dan hausnya.’’ (HR. Bukhari)

Ketiga, bulan perlindungan. Puasa juga berfungsi sebagai junnah atau perisai.

Ini artinya, orang yang berpuasa akan dapat membentengi dirinya dari godaan setan. Karena setan tertutup kesempatanya untuk menjerumuskan.

Keempat, momentum kepedulian sosial. Kepekaan sosial dan ekonomi akan semakin sensitif.

Yaitu menahan hawa nafsu menuju derajat mukmin yang sejati. Kalau sejak pagi kita sudah mengumpulkan banyak makanan untuk berbuka puasa.

Tetapi ketika tiba saat berbuka ternyata tidak semua habis termakan, yang tersisa adalah ‘makanan’ hawa nafsu, suatu kemubadziran.

Kelima, bulan kemuliaan. Saat bulan Ramadan, terdapat sebuah malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Hal ini dijelaskan di surat Q.S. Al-Qadr ayat 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

Oleh HM Ikhsan Effendi, Mudzir GOQURAN Pontren Balonggading, Sepanyul, Gudo        

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *