Lifestyle

Cerita Lina Dwi Setyawati Guru Asal Desa Pulolor Jombang: Diangkat Jadi PNS Setelah Mengabdi 14 Tahun

×

Cerita Lina Dwi Setyawati Guru Asal Desa Pulolor Jombang: Diangkat Jadi PNS Setelah Mengabdi 14 Tahun

Sebarkan artikel ini
Lina Dwi Setyawati SPd

Desakita.co – Belajar bagi Lina Dwi Setyawati SPd merupakan hal yang sangat menarik.

Ia begitu menyukai belajar, baik belajar yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru, maupun belajar tentang hobinya, yaitu menjahit.

”Saya dulu kepingin masuk farmasi, tapi diterima pada pilihan kedua yaitu pendidikan Kimia di IKIP Yogyakarta, kalau sekarang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),” ungkap Lina, guru Kimia SMAN 3 Jombang.

Lina mengenyam pendidikan dasar di SDN Kepatihan 1 atau yang sekarang menjadi SDN Kepatihan, kemudian ia melanjutkan di SMPN 1 Jombang, lalu ke SMAN 2 Jombang. Di UNY, ia mengambil diploma tiga.

”Saat itu tahun 1980-an D3 sedang ngtrend,” jelasnya.

Usai lulus D3 jurusan Pendidikan Kimia dari UNY, ia diangkat menjadi PNS di Ambon, hanya saja saat itu kesempatan tersebut tidak ia ambil karena penempatan yang jauh dari rumah.

Baca Juga: Tiga Kali Berlebaran di Mesir, Ini Cerita Arini Shohihalhaq Warga Peterongan Jombang Kuliah di Universitas Al Azhar Mesir

Sebagai gantinya, ia melanjutkan pendidikannya hingga jenjang S1 di Universitas Terbuka (UT). Ia baru dinyatakan lulus tahun 1997.

”Zaman dulu tidak seperti sekarang, karena dulu bayar kuliah juga mahal, apalagi saya sudah menikah, mengajar dan hamil dua kali, jadi sering cuti, hampir saja putus kuliah di tengah jalan, tapi suami memberikan semangat untuk lanjut,” jelasnya.

Suaminya, Drs Edy Santoso, yang juga merupakan pensiunan guru SMAN Ploso memberikan dorongan agar Lina tetap berkuliah. Hal itu juga yang membangkitkan semangatnya.

Untuk mendapatkan gelar S1 itu, Lina harus berjuang dengan keras, di tengah kesibukannya mengajar dan momong bayi.

”Kuliah di UT dulu itu berat sekali, belajar sangat keras, dan harus membaca mandiri, jadi saya gendong bayi sambil baca buku,” ungkapnya.

Pada 2005, Lina akhirnya diangkat menjadi PNS di SMAN 3 Jombang, setelah menjadi guru honorer di enam sekolah swasta, sampai 14 tahun.

Selain gemar membaca buku, sejak remaja ia punya hobi menjahit. Lima tahun terakhir, ia mulai menekuni batik ecoprint.

Lina bahkan sering mengikuti workshop ecoprint.

Baca Juga: Cerita Muhlashon Jalaluddin Warga Desa Pucangsimo Jombang Tinggal di Mesir (1): Tinggal Sejak 1991, Aktif Organisasi NU di Mesir

”Saya seneng dapat teknik-teknik baru yang sebelumnya saya tidak tahu, apalagi workshop mesti hari Sabtu, jadi tidak mengganggu jam mengajar,” jelasnya.

Hobi menjahit dan membuat batik ecoprint memiliki keuntungan sendiri baginya.

Baju-bajunya selalu dijahit sendiri, membuat batik ecoprint untuk dirinya sendiri.

Dan hobi itu yang nantinya bakal digeluti lebih serius setelah pensiun Februari 2025 nanti.

Selain menjahit, Lina juga hobi travelling dan olahraga. Ketika libur panjang, ia sering mengisi waktu untuk berwisata, baik di dalam maupun ke luar negeri.

”Untuk dalam negeri saya sudah jelajahi, yang barat sampai Lombok, yang timur sampai Palembang,” jelasnya.

Sekeluarganya kompak, semuanya suka travelling, termasuk anak-anaknya Zulafa Nasal Lindy dan Muhammad Rizqur Rahim.

Untuk wisata ke luar negeri, ia sudah pernah ke Singapora, Malaysia, hingga Korea Selatan.

”Anak saya suka K-Pop, murid-murid saya semua suka berbicara tentang K-Pop, saya penasaran, kenapa Korea begitu digemari anak-anak muda Indonesia, ternyata memang Korea seindah itu,” jelasnya.

Di usianya yang kini menginjak 59 tahun, Lina tetap bugar dan energik. Itu karena ia rutin olahraga tiga kali seminggu.

Yaitu yoga, renang, dan gowes.

”Alhamdulillah banyak sekali manfaat olahraga yang saya rasakan, badan menjadi lebih bugar, saya suka gowes bahkan sebelum Covid-19, sampai sekarang masih rutin gowes seminggu sekali,” tambahnya. (wen/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *