Desakita.co – Hama tikus menjadi momok menakutkan bagi petani di Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh. Sebagai langkah pengendalian, pemerintah Desa Turipinggir menggiatkan petani melakukan gerakan pengendali (gerda) dengan cara gropyokan massal. Pasalnya, sawah mereka kerap diserang hama tikus yang mengakibatkan gagal panen.
Seperti pantuan koran ini kemarin, sejumlah petani menyisir areal sawah mencari lubang tikus. Dari gropyokan tersebut, petani berhasil memburu ribuan ekor tikus. ”Kegiatan gropyokan massal ini rutin kami lakukan menjelang tanam,” ujar Kepala Desa Turipinggir Gunasir Wibowo saat dikonfirmasi kemarin.
Dirinya tak menampik, sebelum dilakukan gerdal secara rutin, banyak petani yang gagal panen karena serangan hama tikus yang sangat massif. ”Karena di Turipinggir ini merupakan dataran cukup tinggi ya. Jadi banyak sekali tikus,” bebernya.
Untuk itu, para petani berinisiatif melakukan gropyokan massal untuk rutin dilakukan sebelum musim tanam. ”Jadi setiap tahun kami melakukan gropyokan massal ini tiga kali. Cara ini nampaknya cukup efektif,” katanya.
Baca Juga: Inovatif ! Kelurahan Jombatan, Jombang Punya Program Sepakat Kerjo
Gropyokan massal ini dilakukan secara serentak di area persawahan di Desa Turipinggir dengan lahan persawahan kurang lebih 200 hektare. ”Jadi kita lakukan secara serentak di tiga dusun. Jadi kita bagi-bagi agar bisa dilakukan secara bersama-sama,” terangnya. Hasil gropyokan massal ini petani berhasil memburu ribuan ekor tikus yang bersarang di area persawahan milik petani. ”Tadi kurang lebih dapat 1.700 ekor tikus,” ungkapnya. Diharapkan, dengan adanya gropyokan massal ini, hasil panen nantinya bisa maksimal. ”Harapan kami bisa meningkatkan swasembada pangan, seperti visi-misi pemerintah pusat,” pungkasnya.(yan/naz)