Desakita.co – Perbaikan jembatan putus di Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu, batal dilakukan tahun depan.
Alokasi yang sedianya untuk perbaikan itu sudah tidak masuk dalam APBD 2024 akibat refocussing anggaran.
Padahal, jembatan di atas Kali Marmoyo yang melintasi Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu ini putus sejak lama.
Tepatnya, Selasa (31/12) malam 2019 lalu atau menjelang pergantian tahun 2020.
Menurut Kades Kudubanjar Gatot Kuswanto, sampai saat ini tidak diketahui persis bagaimana perkembangan jembatan di tempatnya.
Apakah akan diperbaiki atau tidak.
”Belum tahu, yang jelas, dulu sudah kita laporkan ke pemerintah daerah saat itu juga,” katanya.
Saat laporan itu, ia mendapat informasi jika penanganan jembatan di desanya masuk prioritas kedua setelah penanganan jembatan Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo.
”Dulu disampaikan 2023, Prioritas pertama di Brodot, kedua di Kudubanjar,” ujar Gatot.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jombang Agung Hariadi, ketika dikonfirmasi mengaku usulan perbaikan jembatan sebenarnya sudah masuk tahun 2024.
Perbaikan itu memang menjadi prioritas kedua penanganan jembatan rusak akibat bencana.
”Jadi sudah kita usulkan di APBD 2024, karena terkena refocussing akhirnya tidak jadi,” katanya, Rabu (20/12).
Dijelaskan, jembatan itu sebelumnya diusulkan dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 3 miliar.
”Kita kena refocussing Rp 1,7 miliar, akhirnya terpaksa tidak jadi dibangun tahun depan,” imbuh dia.
Dia tak menampik, jembatan setelah putus saat malam pergantian tahun 2019 ke 2020 itu warga sekitar hanya mengandalkan jembatan sementara. Hasil swadaya masyarakat untuk penyeberangan Kali Marmoyo.
”Sebenarnya masih bisa dilalui, cuma secara fungsi tidak seperti jembatan permanen, pengaruh ke faktor ekenomi, serta kecepatan akses dan sebagainya,” tuturnya.
Sebab, jembatan sementara yang sekarang hanya memiliki lebar 1,2 meter. Padahal sebelumnya lebar 3 meter.
”Harusnya memang pakai jembatan permanen,” lanjut Agung.
Karena itulah pihaknya masih berusaha dengan meminta bantuan ke pemerintah pusat.
”Kita coba usulkan ke pusat, mudah-mudahan ada penganggaran yang lain selain dari APBD Jombang,” pungkasnya.
Seperti diketahui, jembatan Kali Marmoyo yang melintasi Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu, putus Selasa (31/12) malam 2019 atau menjelang pergantian tahun.
Sore hari sebelum putus, permukaan jembatan sudah miring, bersamaan hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.
Kemudian sekitar pukul 20.00, beton pancang dan lantai jembatan di sisi utara akhirnya jebol.
Karena lama tak ada perbaikan, warga setempat akhirnya memperbaiki sendiri dengan cara swadaya.
Jembatan yang putus disambung menggunakan material plat besi. Ini dilakukan agar akses warga tak terputus.
Hanya saja, warga yang melintas terbatas lantaran lebar jembatan 1,2 meter dari yang semula 3 meter. (fid/bin/ang)