Desakita.co – Pasien demam berdarah dengue (DBD) di Jombang, mengalami tren peningkatan.
Per (10/1) kemarin, tercatat ada 30 pasien yang menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.
“Bulan November kita merawat 23 pasien, di bulan Desember mengalami peningkatan menjadi 67 pasien.
Dan baru 10 hari di Januari 2024 ini kita sudah merawat 30 orang pasien,” kata Direktur RSUD Jombang dr Ma’murotus Sa’diyah, kemarin (13/1).
Mayoritas pasien yang menjalani perawatan di RSUD Jombang adalah anak-anak dan usia remaja.
Hanya beberapa orang pasien kategori dewasa.
“Kebanyakan memang pasien anak-anak,” tandasnya.
Menurut dr Eyik, sapaan akrabnya, sebagian besar pasien yang dirujuk ke RSUD Jombang setelah demam dan panas tinggi lebih dari tiga hari.
“Gejala seperti pada umumnya, panas tak kunjung turun, nyeri kepala bagian depan, bahkan muntah-muntah,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang Syaiful Anwar, mengatakan sejak tiga bulan terakhir tercatat ada 11 kasus positif DBD.
Penyebaran penyakit ini seiring dengan datangnya musim penghujan. Banyak kubangan dan genangan air yang dijadikan nyamuk berkembang biak.
“Ada 11 kasus positif DBD, selama tiga bulan terakhir,” tegasnya.
Ia menyampaikan, serangan penyakit DBD menyentuh berbagai kalangan, dan 70 persen usia di bawah 14 tahun.
Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat selalu waspada dengan penyebaran penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini.
Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masing-masing, sebagai upaya pencegahan.
“Kita setiap Jumat sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh wilayah kerja puskesmas serta sosialisasi 3M kepada masyarakat.
Yakni, menguras, menutup dan mengubur,” jelasnya.
Setiap keluarga dihimbau untuk rajin menguras bak mandi dan mengeringkan tempat-tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa bertelur pada tempat-tempat yang ada genangan air. Selanjutnya, menutup air tempat penampungan air harus ditutup agar nyamuk tidak dapat bertelur.
“Kemudian mengubur sampah agar tidak menjadi sarang nyamuk,” pungkas Syaiful. (yan/bin/ang)