Pemerintahan

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jombang Capai 190 Kasus, Faktornya Banyak Warga Nikah Dini

×

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jombang Capai 190 Kasus, Faktornya Banyak Warga Nikah Dini

Sebarkan artikel ini
DEMI KESEHATAN: Pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Mojowarno, kemarin (19/1).

Desakita.co – Angka kematian ibu dan bayi di Jombang masih tinggi. Ada peningkatan jika dibandingkan 2022.

Total angka kematian ibu (AKI) 23 dan angka kematian bayi (AKB) 167 sepanjang 2023.

’’Memang ada peningkatan jika dibandingkan dengan 2022. Penyebab utamanya karena pernikahan dini,’’ kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Syaiful Anwar,  melalui dr Wahyu Sriharini, kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.

Pada 2022, angka kematian bayi 127 kasus. Sedangkan angka kematian ibu 16 kasus.

Tahun 2023, angka kematian bayi meningkat menjadi 167 kasus. Serta angka kematian ibu meningkat menjadi 23 kasus. Kasusnya didominasi ibu dengan usia diatas 35 tahun.

Salah satu penyebab kematian ibu dan bayi adalah pernikahan dini.

Perempuan menikah usia dini berisiko tinggi karena dari sisi kesehatan belum cukup matang.

Ibu dengan usia 35 tahun juga berisiko.

Risiko lainnya, kehamilan keempat. Juga jarak kelahiran yang terlalu dekat, kurang dari dua tahun.

Serta jarak terlalu jauh, lebih dari 10 tahun.

’’Hipertensi atau tekanan darah tinggi, ibu obesitas, punya riwayat penyakit lain seperti diabetes, jantung, ginjal autoimun atau lupus juga berisiko,’’ paparnya.

Sementara penyebab kematian bayi dikarenakan berat badan lahir rendah atau kurang dari 2,5 kilogram.

Serta sesak nafas saat persalinan.

Pencegahannya, ibu bisa mengikuti pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal enam kali selama kehamilan.

Rinciannya, sekali di trimester 1. Dua kali di trimester 2. Serta tiga kali di trimester 3. ’’Dari situ nanti ada skor. Jika skornya tinggi, maka nanti akan dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit,’’ ulasnya.

Setiap ibu akan tahu risiko tinggi atau tidak setelah mengikuti pemeriksaan rutin di puskesmas.

Di Puskesmas Mojowarno, kasus kematian bayi ada delapan sepanjang tahun 2023.

Penyebabnya, karena berat badan lahir rendah (BBLR), sesak nafas, dan cacat bawaan lahir. Dengan rata-rata usia ibu 20-30 tahun.

Kematian bayi dipicu ibu anemia, atau kekurangan hemoglobin.

Menurut Kepala Puskesmas Mojowarno, Sri Wahyuningsih, anemia bisa diatasi sejak masih remaja. Dengan minum tablet tambah darah seminggu sekali.

’’Semua kasus kematian bayi itu meninggalnya di rumah sakit. Dalam hitungan jam meninggal,’’ bebernya.

Anemia bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen, makanya saat lahir sesak dan biru-biru. ’’Alhamdulillah 2023 kemarin AKI di Mojowarno nol kasus,’’ ucapnya. (wen/jif/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *