DesaKita.co – Sedikitnya ada 180 hektare lahan pertanian yang terendam banjir. Menyebar di Kecamatan Kesamben dan Peterongan. Ini setelah meluapnya saluran buang Afvour Watudakon dan Afvour Kedungbajul. Rata-rata, tanaman padi itu beruusia antara 10-20 hari.
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang M Rony, ketika dikonfirmasi mengaku sudah melakukan survei ke lokasi banjir. Terutama di Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben.
Untuk sementara, luas lahan terdampak banjir seluas 180 hektare itu terdeteksi berada di dua kecamatan. ”Yakni 130 hektare di Kecamatan Kesamben dan 50 hektare di Kecamatan Peterongan,” imbuhnya.
Untuk Kecamatan Kesamben, lanjut dia, banjir masih melanda di Desa Kedungbetik. Terutama di Dusun Sidowengku seluas 3 hektare, Dusun Kalanganyar seluas 25 hektyare, Dusun Kedungmacan 13 hektare, Dusun Kandangsapi seluas 33 hektare dan Dusun Kedungbetik 23 hektare.
”Sedangkan di Kecamatan Peterongan berada di Desa Tengaran 25 hektare, dan Desa Ngrandulor 25 hektare,” ujar Rony.
Ia menyebut, rata-rata usia tanaman padi yang terdampak banjir antara 10-20 hari. Salah satu penyebabnya lantaran saluran buang kawasan afvour yang meluber. ”Hari ini (kemarin) mulai surut,” tutur dia.
Meski demikian, sebagian tanaman masih bisa diselamatkan. ”Kalau kelihatan ujung tanamannya tidak akan sampai mati, dalam waktu satu sampai dua hari ke depan Insya Allah aman, jadi tetap dipantau,” pungkasnya. (fid/bin)