Desakita.co – Pemanfaatan dana desa (DD) tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Pasalnya, sesuai kebijakan terbaru, prioritas penggunaan dana desa bisa digunakan untuk pencegahan dan penurunan kasus stunting.
Hal tersebut berbeda dengan tahun lalu yang hanya fokus pada lima bidang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jombang Sholahuddin Hadi Sucipto menyampaikan, ada beberapa aturan baru mengenai fokus pemanfaatan DD 2024.
”Ya kalau tahun lalu prioritas penggunaan DD untuk mendanai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,” ujar dia melalui Kabid Pembangunan Desa Evy Setyorini.
Dijelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya, ada lima bidang prioritas dana desa. Di antaranya, penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat desa (termasuk penyertaan modal) dan bidang tidak terduga.
Namun, tahun ini, selain untuk lima bidang tadi prioritas dana desa juga bisa digunakan untuk penanganan kemiskinan ekstrem melalui BLT DD, program ketahanan pangan paling sedikit 20 persen.
Program pencegahan dan penurunan stunting, program sektor prioritas melalui permodalan BUMDesa/ BUMDesa bersama dan DD dapat digunakan untuk dana operasional pemerintah desa, paling banyak 3 persen dari pagu DD.
”Khusus untuk penurunan stunting tidak ada pembatasan. Artinya desa diberikan kewenangan mengalokasikan untuk bidang pencegahan dan penurunan stunting,” jelas dia.
Diketahui, anggaran dana desa yang diterima Pemkab Jombang tahun 2024 ini mengalami kenaikan sebesar Rp 2,9 miliar dari sebelumnya Rp 307.473.648.000 menjadi Rp 310.381.146.000.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Jombang, angka kasus balita kategori stunting di Jombang masih tinggi. Per Februari 2023, sebanyak 5.113 anak dari 64.339 anak yang mengikuti kegiatan bulan timbang masuk kategori stunting. (ang/naz/ang)
