DesaKita.co – Pemerintah Desa (Pemdes) Ngrandulor, Kecamatan Peterongan, Jombang memiliki komitmen besar dalam meningkatkan hasil pertanian di wilayah desanya.
Selain mewujudkan pembangunan infrastruktrur penunjang pertanian, mereka juga membentuk regu pengendali hama (RPH) yang anggotanya adalah warga setempat yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dari seluruh dusun.
”Tugas utama regu ini adalah melakukan tindakan kuratif gerakan pengendalian (gerdal) hama untuk mengurangi atau menghilangkan dampak serangan hama setelah hama muncul,” Kepala Desa Ngrandulor Mohammad Rofiudin.
Baca Juga: Sungai di Jombang Meluber, Enam Desa Dilanda Banjir
Desa Ngrandulor terdiri dari tujuh dusun, meliputi Dusun Ngumpak, Macean, Kepuhsari, Balongganggang, Gempoldampet, Sucen, dan Dusun Ngrandon. Dengan mayoritas wilayah Desa Ngrandulor berupa area persawahan.
”Mayoritas warga sini bekerja di bidang pertanian. Karena itu, pemdes memberikan perhatian besar terhadap peningkatan sektor pertanian,” bebernya.
Menurutnya, salah satu tantangan yang dihadapi petani yakni, serangan hama tikus. Tikus menjadi musuh utama para petani di desanya.
”Kian merajalelanya populasi tikus membuat para petani menjadi gelisah, hal inilah yang mendasari kami selaku pemdes untuk memfasilitasi pembentukan RPH. Seluruh progres kegiatan juga selalu kami musyawarahkan bersama,” ujarnya.
RPH Desa Ngrandulor adalah satu-satunya RPH di Kecamatan Peterongan. Mereka memiliki kegiatan rutin membasmi hama yang menyerang areal lahan pertanian.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Wisuda SOTH, Desa di Jombang Ini Dukung Upaya Pemberdayaan Orang Tua
Selain cara tradisional gropyokan tikus dengan mengasapi lubang di area persawahan yang diindikasikan sebagai sarang tikus lalu dipukul dengan kayu. Penduduk setempat juga kadang berburu tikus dengan menggunakan senapan angin.
Dalam pelaksanaanya, jajaran perangkat Desa Ngrandulor berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menunjang kesuksesan dan keamanan kegiatan.
”Untuk semakin meningkatkan antusiasme warga, kami dari pihak pemdes memberikan bonus Rp 2 ribu per satu ekor tikus, alhamdulillah warga juga semakin guyub rukun saat bersama-sama berburu hama tikus,” terangnya. (dwi/naz)