Desakita.co – Dosen lintas dari Program Studi Ekonomi Syariah, Agribisnis, Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) mengadakan sosialisasi tentang teknologi wood pellet kepada anggota Karang Taruna di Desa Ngampel, Kecamatan Ngusikan, Selasa (3/10).
Guna mendukung pengembangan energi terbarukan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan,
’’Wood pellet merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari biomassa, seperti limbah kayu dan serbuk gergaji, yang diproses menjadi pelet padat,’’ kata Bekti Widyaningsih ME.
Teknologi ini menawarkan solusi berkelanjutan sebagai sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil, seperti batu bara, yang selama ini banyak digunakan di Indonesia.
’’Penggunaan wood pellet memiliki banyak keuntungan, terutama dalam hal efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga: Lepas 621 Wisudawan, Unwaha Jombang Komitmen Lahirkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
Teknologi ini sangat potensial untuk dikembangkan di daerah pedesaan seperti Ngampel yang memiliki sumber biomassa melimpah dari sektor pertanian dan kehutanan,’’ kata Purbowo, salah satu narasumber dalam pelatihan.
Ppengembangan wood pellet dapat menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa, khususnya bagi anggota Karang Taruna.
Caranya, dengan memberdayakan limbah kayu dan material lainnya yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan teknologi ini, limbah kayu yang tadinya terbuang bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
’’Selain menjadi solusi ramah lingkungan, pemanfaatan wood pellet bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.
Jika dikelola dengan baik, usaha produksi wood pellet dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,’’ tambah Ashlihah selaku anggota PKM
Dalam sesi praktek, anggota Karang Taruna Desa Ngampel terlihat antusias mengikuti demonstrasi proses pembuatan wood pellet.
Mulai dari pengumpulan bahan baku hingga proses pencetakan. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi awal dari pengembangan usaha wood pellet yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Ketua Karang Taruna Tunas Mandiri, Ilham Arifin, mengaku gembira atas pengenalan teknologi ini. ’’Ini peluang besar bagi kami.
Dengan teknologi ini, kami tidak hanya membantu menjaga lingkungan, tetapi juga bisa mengembangkan usaha baru yang menjanjikan bagi pemuda-pemuda di desa kami,’’ ujarnya.
Kegiatan pengenalan teknologi wood pellet ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Universitas KH Wahab Hasbullah yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan inovasi masyarakat pedesaan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan teknologi ini dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam hal energi terbarukan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Melalui kerjasama antara dunia akademik, masyarakat, dan pemerintah daerah, teknologi wood pellet dapat menjadi bagian penting dari solusi energi masa depan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan. (riz/jif)