Desakita.co – Proyek perbaikan Bedung Karet Menturus di Kecamatan Kudu, Jombang berdampak pada pasokan irigasi sawah. Tidak hanya dirasakan petani Jombang, petani di Kabupaten Mojokerto juga turut terdampak. Diprediksi, proses penggantian karet bendung yang bocor berlangsung hingga akhir tahun.
Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Sultoni mengatakan, sebelumnya pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas sudah melakukan sosialisasi bersama dengan Perum Jasa Tirta (PJT). Proses pengerjaan diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. ”Waktu sosialisasi dulu sudah disampaikan, termasuk jadwal pelaksanaan dan dampaknya ke irigasi sawah. Kelihatannya pelaksanaan sampai akhir tahun,” katanya.
Sultoni menambahkan, meski sudah dibuatkan kisdam, kondisi debit air yang masuk ke saluran irigasi mengecil. ”Kondisi sekarang debit air (irigasi) mengecil. Walaupun sudah dibuatkan kisdam, tetapi tetap terjadi pengurangan debit,” imbuhnya.
Bendung Karet Menturus punya peran vital dalam mendistribusikan air dari Sungai Brantas untuk irigasi sawah. Cakupan wilayahnya lebih banyak di Kabupaten Mojokerto ketimbang Jombang. Dari baku sawah sekitar 3.000 hektare, Jombang hanya sekitar 200 hektare, sisanya di Kabupaten Mojokerto. ”Belum terlalu berdampak parah di wilayah Jombang, karena luas baku sawahnya relatif kecil, efek pengurangan air mungkin lebih terasa di wilayah hilir, di Mojokerto,” imbuh dia. Petani yang terdampak kekurangan air diarahkan untuk langsung berkoordinasi dengan petugas bendung di lapangan guna mencari solusi jangka pendek.
Sebelumnya, Kepala UPT PSDA (Pengelola Sumber Daya Air) Ploso Dinas PUPR Jombang Wahyudi mengatakan, perbaikan meliputi penggantian karet di pintu air nomor tiga dan empat yang sebelumnya mengalami kebocoran serius. ”Ada dua pintu yang diganti, yaitu pintu tiga dan empat. Karetnya sudah dipasang, tapi belum selesai karena masih menunggu lem dari Surabaya,” ujar Wahyudi dikonfirmasi, Rabu (23/7).
Bendung Karet Menturus memiliki enam pintu sama seperti Bendung Karet Jatimlerek di Desa Jatimlerek, Kecamatan Plandaan. Kerusakan pada pintu tiga dan empat tergolong parah dan tidak bisa diperbaiki dengan tambalan biasa. ”Bocornya sudah parah, jadi tidak ditambal, tapi diganti langsung dengan karet yang baru,” tegasnya.
Sementara itu, perbaikan Bendung Karet Menturus di Kecamatan Kudu berdampak ke sektor pertanian. Sebagian petani terpaksa memundurkan masa tanam lantaran pasokan air dari Sungai Brantas berkurang drastis dampak perbaikan bendung. ”Sementara sudah tidak tanam lagi, dibrakne nganggur,” kata Subari salah seorang petani Dusun Sidokarang, Desa Menturus.
Subari menerangkan, rata-rata petani di wilayahnya baru saja selesai memanen padi. Untuk memulai tanam, petani sangat mengandalkan pasokan air dari Sungai Brantas. Abdul, petani lainnya juga membenarkan perbaikan Bendung Menturus berdampak langsung ke irigasi sawah. ”Sudah sebulan lebih air dari sungai (Sungai Brantas) tidak bisa mengalir. Karena pintu enam itu dibuka, airnya langsung lewat, nggak ada yang masuk ke saluran irigasi,” ujar Abdul. (fid/naz)