Kuliner

Usaha Rumahan di Desa Cukir Jombang Ini Sukses Kirim Telur Asin ke Luar Jawa, Yuk Intip Proses Pembuatannya

×

Usaha Rumahan di Desa Cukir Jombang Ini Sukses Kirim Telur Asin ke Luar Jawa, Yuk Intip Proses Pembuatannya

Sebarkan artikel ini
Agus Supriyono, 33, warga asal Dusun Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, tradisi membuat telur asin justru menjadi ladang penghasilan puluhan juta rupiah. (Achmad RW/Radar Jombang)

DesaKita.co – Siapa sangka, resep kuno bisa jadi sumber cuan.

Di tangan Agus Supriyono, 33, warga asal Dusun Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, tradisi membuat telur asin justru menjadi ladang penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya.

Dengan mengandalkan metode pengasinan warisan dari kampung halamannya di Indramayu, Agus memproduksi telur asin secara mandiri di rumahnya. Ia mengaku memulai usaha ini sejak 2016 hanya bermodal coba-coba.

”Awalnya buat sendiri, ternyata banyak yang suka, terus dicoba dijual, dan alhamdulillah laku. Jadi terus diproduksi sampai hari ini,” ujar Agus saat ditemui Jawa Pos Radar Jombang.

Baca Juga: Sosok Alfiyan Arief Mahfuzhi, Guru MAN 1 Jombang yang Syiar Alquran Melalui Kaligrafi

Baca Juga:  Sering Dibuang Padahal Banyak Manfaatnya, Inilah 4 Manfaat Kulit Durian yang Jarang Diketahui

Setiap hari, ratusan butir telur asin diproduksi di rumahnya. Prosesnya tidak instan.

Telur bebek pilihan ia cuci bersih, lalu didiamkan semalaman sebelum masuk tahap pengasinan.

Ia kemudian menyiapkan bahan yang dibutuhkan, antara lain batu bata merah yang sudah dihaluskan, garam.

”Saya masih pakai cara lama, batu bata merah dihaluskan, dicampur garam dan air. Diadon pakai tangan sampai padat, lalu dibalurkan ke telur satu per satu,” jelas bapak dua anak itu.

Telur yang telah dilumuri adonan tersebut kemudian ditaruh dalam wadah gentong besar selama sekitar 10 hari.

”Proses pengasinan ini yang paling lama, sampai benar-benar siap dipanen paling tidak itu butuh waktu sampai 10 hari,” lontarnya.

Baca Juga:  Cocok Jadi Menu Takjil, Salad Buah Full Topping Buatan Warga Kelurahan Jelakombo Jombang Ini Suguhkan Rasa Manis Legit

Setelahnya, telur dikeluarkan dari gentong dan dibersihkan, lalu direbus sebelum dipasarkan.

”Tiap pengasinan paling sedikit saya membuat 400 sampai 500 butir telur hingga nanti produksinya bisa terus berjalan,” imbuhnya.

Meski terlihat sederhana, metode pembuatan telur asin tradisional ini mampu menghasilkan telur asin berkualitas.

Baca Juga: Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi 101 Tahun Usia Desa, Warga Sumbang 400 Tumpeng

”Kalau pakai bata merah dan garam, rasanya beda. Lebih gurih dan tahan lama,” ungkapnya.

Untuk menjaga kualitas, Agus hanya menggunakan telur bebek dari peternak khusus yang menghasilkan kuning telur lebih cerah.

”Yang penting kualitas dijaga, pelanggan jadi percaya,” tambahnya.

Baca Juga:  Pasokan Irigasi Sawah Terdampak, Bendung Karet Menturus Jombang Masih Diperbaiki

Telur asin produksinya dijual dengan harga Rp 4.000 per butir. Bila pembelian dalam jumlah banyak, harganya turun menjadi Rp 3.500.

Pemasaran dilakukan mulai dari warung sekitar hingga pengiriman ke kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, bahkan Kalimantan.

Dari usaha rumahan ini, omzet yang ia raih Agus bisa menembus angka Rp 40–50 juta per bulan. ”Kalau omzet per bulan bisa sampai Rp 40- Rp 50 juta,” imbuhnya.

Meski skala produksi terus bertumbuh, Agus tetap mempertahankan cara lama yang menurutnya justru menjadi kunci keberhasilan usahanya.

”Memang butuh waktu lebih lama, tapi hasilnya lebih enak dan awet. Itu yang bikin pelanggan terus datang,” pungkasnya. (riz/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *