Desakita.co – Keripik gadung khas Dusun/Desa Made, Kecamatan Kudu punya cara tersendiri menghilangkan racun umbi gadung.
Salah satunya memanfaatkan abu sisa pembakaran sayuran bayam.
Susi Wijayanti, salah satu pembuat keripik gadung selama ini memakai abu sisa pembakaran sayuran bayam untuk menghiangkan racun umbi gadung.
”Yang dipakai ini bayam jenis biji, itu dibakar lalu abunya dipakai untuk mencuci umbi gadung,” kata Susi kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Menurut dia, warga di Dusun Made rata-rata menggunakan cara itu sejak 15 tahun terakhir.
”Kalau dulu masih pakai abu dapur, karena produksinya waktu itu sedikit hanya dibuat camilan atau pengganti nasi saja,” imbuh dia.
Warga memercayai dengan abu itu racun yang ada di umbi gadung akan hilang.
”Karena gadung ini tanaman beracun, jadi harus dihilangkan (racun) dahulu supaya nanti tidak merugikan konsumen,” ujar wanita yang kini berusia 32 tahun ini.
Menurut dia, selain dipercaya bisa mengeluarkan racun, abu itu juga bisa membuat tekstur keripik gadung tampak lebih putih.
”Misalnya ketika pembakaran bayamnya masih kurang pengaruh ke gadungnya tidak bisa putih, warnanya berubah kecokelatan,” tutur Susi.
Untuk kebutuhan abu bayam menyesuaikan kebutuhan. I
a sendiri biasanya membutuhkan hingga 20 kilogram abu.
”Biasanya disiapkan lebih awal atau sebelum gadungnya tiba di rumah,” lanjut dia.
Warga rata-rata tak langsung menjual keripik gadung ke konsumen.
Sebab, setiap rumah sudah memiliki pengepul sendiri.
”Sudah ada pengepulnya, ada dari Mojoagung, Sumobito, dan Kota Malang,” ucap Susi.
Biasanya menjual eceran hanya saat mendekati hari raya Idul Fitri. ”Harga per kilogram Rp 35.000 untuk pengepul, kalau eceran Rp 40.000 per kilogram,” kata Susi. (fid/naz/ang)