Lifestyle

Inspiratif! Cerita Warga Desa Candimulyo Jombang Kuliah S3 di Australia Lewat Beasiswa

×

Inspiratif! Cerita Warga Desa Candimulyo Jombang Kuliah S3 di Australia Lewat Beasiswa

Sebarkan artikel ini

Desakita.co – Ingin berkontribusi pada sistem kesehatan di Indonesia, Alfi Lailiyah, mencari ilmu sampai ke Inggris, kini ia kembali mendapatkan beasiswa S3 di The University of Melbourne Australia.

Pendidikannya bakal dimulai pada April 2025.

Alfi lahir di tengah keluarga yang sederhana. Orang tuanya Mariyati dan Suradi merupakan seorang pedagang.

Walaupun begitu, keduanya selalu memberikan motivasi untuk menuntut ilmu setinggi mungkin untuk Alfi.

Alfi mulai pendidikannya di SDN Krembung II Sidoarjo (2000-2005), SDN Candimulyo (2005-2006), kemudian lanjut di SMPN 2 Jombang (2006-2009) dan SMAN 2 Jombang (2009-2012).

Setelah lulus bangkus SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Indonesia pada jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan Epidemiologi.

Usai menyelesaikan studi Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Epidemiologi di Universitas Indonesia pada tahun 2016 dengan predikat cumlaude.

Alfi masih ingin terus belajar, dengan menempuh kuliah S2. ”Saya bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang Master of Public Health dengan spesialisasi Data Science,” jelas Warga Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang yang lahir pada 1994 tersebut.

Baca Juga: Cerita Sunarko, dari Kuli Bangunan Kini Jadi Pengembang Real Estate Sukses di Jombang

Menurut Alfi, ilmu yang diambilnya itu sangat penting untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan data kesehatan di Indonesia. Data science dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan kebijakan.

”Saya menyadari, menggabungkan Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan data science sangat penting, terutama di Indonesia, di mana pengelolaan data kesehatan masih menjadi tantangan besar,” katanya.

Sehingga setelah lulus ia langsung mencari program yang relevan di beberapa negara.

Setelah menemukan Master of Public Health dengan spesialisasi Data Science di University of Glasgow, Inggris, yang menawarkan kurikulum yang relevan dengan apa yang diinginkan, termasuk mata kuliah Data Science dan Statistik yang penting dalam kesehatan masyarakat.

Alfi tak membuang kesempatan itu. Ia bertekad untuk mendapatkannya. Apalagi program tersebut hanya memerlukan waktu studi satu tahun saja.

”Akhirnya saya kuliah di University of Glasgow dengan dukungan beasiswa dari lembaga pengelola dana pendidikan (LPDP),” jelasnya.

Baca Juga: Sempat Alami Kerusakan, Jembatan Bolong di Desa Sumberagung Jombang Akhirnya Diperbaiki

Kuliah di sana Alfi dituntut harus rajin membaca. Sebab, sebelum kelas dimulai, mahasiswa diberikan daftar buku dan artikel jurnal yang perlu dibaca.

Yang kemudian didiskusikan bersama dosen saat sesi perkuliahan.

Metode pembelajaran mencakup perkuliahan umum, diskusi dalam kelas kecil yang terdiri dari sekitar 10 mahasiswa, dan sesi analisis data.

”Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, bertemu dengan dosen-dosen hebat, dan menjalin pertemanan dengan mahasiswa dari berbagai negara,” jelasnya.

Dosen dan mahasiswa sangat terbuka terhadap semua pertanyaan, sehingga suasana pembelajaran menjadi sangat inklusif dan menghargai.

Penilaian dilakukan melalui esai, laporan, hasil analisis data, serta tesis dengan menjaga kerahasiaan identitas mahasiswa melalui penggunaan nomor mahasiswa, bukan nama.

”Selain itu, setiap esai, tugas, dan tesis yang dikumpulkan mendapatkan feedback dari dosen, sehingga kami dapat terus memperbaiki dan mengembangkan kemampuan kami,” katanya.

Ia menjalani perkuliahan di Inggris dengan enjoy, mulai tahun 2021 dan lulus tahun 2022. Di mana saat itu masih tinggi-tingginya pandemi Covid-19. Jauh dan cemas akan kesehatan orang tua di rumah.

Baca Juga: Populasi Sapi di Jombang Capai 62 Ribu Ekor, Ini Langkah Dinas Peternakan Jelang Nataru

”Alhamdulillah di Glasgow juga terdapat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Glasgow dan Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) Greater Glasgow.

Sering ada kegiatan kumpul bersama di event-event, puasa, hari raya dan lain sebagainya, jadi merasa masih punya keluarga meski jauh dari rumah, serta bisa merasakan masakan Indonesia,” jelasnya.

Alfi tinggal di lingkungan yang nyaman, tinggal di flat atau rumah kos  yang dekat dengan kampus, toko daging halal, supermarket, asian supermarket, halte bus dan stasiun kereta.

”Saya tinggal dengan dua teman dari Indonesia, dan satu teman dari India. Semua teman saya muslim, jadi kami biasanya berbagi makanan,” ungkapnya.

Tantangan yang paling berkesan selama tinggal di Inggris adalah terbatasnya masjid di Inggris. Sehingga Alfi sering salat di tempat-tempat umum, seperti taman atau stasiun kereta ketika berada di luar tempat tinggal.

Ia cari tempat sepi untuk melaksanakan salat. ”Namun, di kampus tersedia musala yang memudahkan saya untuk melaksanakan salat,” jelasnya.

Warga lokal di Inggris menurutnya juga ramah dan baik. Jika bertemu sesama muslim saling bertegur sapa dengan sapa Assalamualaikum ketika bertemu di tempat umum, karena mengetahui Alfi adalah seorang muslim, hingga banyak yang menawarkan bantuan mengambil foto.

Usai lulus S2, Alfi pulang dan bekerja di bidang kesehatan, juga mendirikan lembaga belajar yang menawarkan program secara gratis, seperti Bahasa Inggris dasar, mentoring esai, dan wawancara beasiswa serta webinar tentang kuliah di luar negeri.

Harapannya dengan ilmu yang ia berikan, banyak pemuda Indonesia yang termotivasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.

Usai lulus S2, ia langsung mempersiapkan pendidikannya jenjang S3, dengan membuat proposal penelitian, mencari calon supervisor, dan menyiapkan surat rekomendasi.

Baca Juga: Libatkan Warga Desa Pulo Lor Jombang, PT Pondok Firdaus Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Amdal

”Saya juga perlu memenuhi persyaratan bahasa Inggris, seperti IELTS, serta memperoleh surat dukungan dari calon supervisor. Selain itu, saya harus mendaftar ke universitas dan mencari beasiswa, seperti LPDP, dan memastikan semua persyaratan terpenuhi,” jelasnya.

Persiapan yang matang itu berbuah manis. Sekarang ia diterima di The University of Melbourne pada jurusan Medicine, Dentistry and Health Sciences dan memperoleh beasiswa LPDP jalur perguruan tinggi utama dunia (PTUD).

Di mana berdasarkan QS World University Rankings, The University of Melbourne merupakan universitas terbaik nomor 1 di Australia. Perkuliahan baru dimulai pada April 2025. (wen/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *