Desakita.co – BAGI Zulfikar, kedua orang tua adalah jimat yang hingga kini tetap jadi panutan.
Setiap langkahnya dalam bekerja dan beraktivitas, sebisa mungkin dilakukan atas rida kedua orang tua.
’’Sejak kecil memang kedua orang tua berperan sangat penting dalam hidup saya.
Selain melahirkan dan merawat, orang tua juga bagian penting dalam karir dan pekerjaan saya sekarang,’’ ungkapnya.
Zulfikar bercerita, peran penting itu ditunjukkan kepadanya sejak kecil. Kedua orang tuanya, memang ada di lingkungan agama yang kuat.
Ayah, Kiai Adhim adalah salah satu tokoh agama kharismatik di Jombang. Sementara ibunya, juga PNS guru PAI.
Baca Juga: Intip Profil Zulfikar Damam Ikhwanto: Sosok Aktivis, PNS, Pengusaha hingga Pengasuh Pondok di Jombang
Sehingga pendidikan agama yang diberikan orang tua kepadanya sangat kuat, bahkan bisa dibilang ketat. ’’Seperti salat, itu sejak kecil sudah diajarkan di musala dan berjamaah, dan ngaji itu harus juga,’’ urai suami dr Nur Khamidah SpKK ini.
Begitupun untuk urusan pendidikan, Zulfikar mengaku seluruh jenjang pendidikan yang ia ambil juga atas restu orang tua. Baik saat MTs, SMA hingga kuliah.
Bahkan, di saat kuliah, Zulfikar sempat menjalani dua perkuliahan secara sekaligus. Yakni di jurusan Administrasi Negara UNS Solo dan Bahasa Indonesia di UGM Yogyakarta.
’’Sempat ketahuan ketika mengambil kuliah di UGM, akhirnya orang tua tidak berkenan, sehingga saya kembali melanjutkan kuliah yang di UNS sampai lulus, padahal waktu itu di UGM sudah setahun,’’ bebernya.
Langkahnya menjadi ketua PC GP Ansor Jombang di tahun 2014, juga tak lepas dari pesan orang tua. Zulfikar menyebut, ayahnya yang memotorinya untuk mendaftar.
Baca Juga: Dr Hj Saadatul Athiyah MPd Sosok Wanita yang Utamakan Kedisipinan dalam Memimpin
’’Pesan Abah satu, tidak boleh ambisi, ya ternyata jalannuya mulus dan banyak pertolongan dari Allah SWT,’’ terangnya.
Bagi Zulfikar, kedua orang tuanya memang sangat banyak berperan untuk hidupnya selama ini. Menurutnya, patuh kepada orang tua dan rida orang tua adalah salah satu kunci keberhasilannya.
’’Termasuk saat melanjutkan KBIHU Thoriqul Jannah ini, juga atas bimbingan Abah. Abah yang dulu mengajari saya pelan-pelan cara melayani jemaah. Sehingga mereka nyaman,’’ tegasnya. (riz/jif)