Desakita.co – Kondisi Jl RE. Martadinata di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang patut mendapat perhatian.
Setiap kali turun hujan lebat, di salah satu ruasnya, jalanan di wilayah perkotaan ini dipenuhi genangan air.
Akibatnya, aktivitas para pengguna jalan terganggu.
Pantauan di lokasi Jumat (19/1) siang, tampak sepanjang Jl RE Martadinata mulai pertigaan Pasar Citra Niaga hingga Kelenteng Hok Liong Kong tergenang air.
Salah satu titik terparah terpantau di deretan pertokoan Jl RE Martadinata, diperkirakan ketinggian air di titik ini mencapai 10 sentimeter.
Tak ingin motornya mogok, sebagian pengendara memilih putar balik, namun tidak sedikit dari pengendara nekat menerobos genangan air yak kunjung surut itu.
Kepala Desa Kepatihan Erwin Pribadi mengaku, kondisi itu terjadi rutin terjadi sejak 2006. Penyebabnya ada dua, yakni tertutupnya saluran air oleh bangunan liar dan kedua akibat tidak ada pernah normalisasi saluran di bawah trotoar di Jl RE Martadinata.
”Sehingga kalau hujan lebat selalu banjir,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Dijelaskan, munculnya bangunan liar berawal sejak tahun 1990.
Kala itu, ada warga yang menyewa lahan Pemkab Jombang dengan sistem hak guna bangunan (HGB).
Setelah 20 tahun disewa, HGB bangunan tersebut habis.
”Kemudian sekitar 2020, warga tersebut datang ke Balai Desa Kepatihan dengan maksud meminta perpanjangan HGB. Tapi tidak saya rekomendasikan karena bangunan itu berdiri di atas saluran yang menyebabkan banjir,” papar dia.
Karena tidak direkomendasikan, akhirnya bangunan itu ditinggalkan hingga sekarang dan sudah tidak lagi ditempati. Erwin mengaku, pernah mengecek secara langsung ke lokasi dan melihat kondisi saluran yang tertutup.
”Setelah saya cek memang di dalam ada bangunan permanen, dan di dalamnya ada saluran yang tertutup,” jelas dia.
Selain itu, Erwin juga menduga penyebab lain dari banjir di Jl RE Martadinata adalah tidak pernah adanya normalisasi trotoar sepanjang jalan tersebut.
”Bayangkan selama berapa tahun tidak pernah ada normalisasi, tentu salurannya tersumbat,’’ papar dia.
Pihaknya sudah melaporkan kondisi itu ke Pemkab Jombang. Namun, sampai sekarang tidak ada jawaban maupun tindakan.
”Tapi kemarin, kami mendengar pak Pj Bupati melakukan sidak di titik itu, mudah-mudahan pembongkaran bangunan liar segera direalisasikan,’’ pungkasnya. (ang/naz/ang)