BisnisPemerintahan

Ini Filosofi Motif Batik Bawangan Jombang, Jadi Unit Usaha Baru BUMDes Sumber Abadi

×

Ini Filosofi Motif Batik Bawangan Jombang, Jadi Unit Usaha Baru BUMDes Sumber Abadi

Sebarkan artikel ini
IKON DESA: Kades Bawangan Bakhtiar Efendi (kanan) bersama perangkat desa menunjukkan batik Bawangan di Galeri Batik Bawangan, Ploso, Jombang, Kamis (30/11).

DesaKita.co  – Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Jombang kini memiliki produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baru berupa batik tulis.

Pemdes berkomitmen selain menjadi produk lokal, ke depan batik tulis bisa mendongkrak ekonomi kerakyatan.

”Hampir di setiap dusun sudah ada UMKM, paling baru dan sekarang kita kembangkan batik,” kata Bakhtiar Efendi Kades Bawangan kepada Jawa Pos Radar Jombang.

Empat dusun itu meliputi Dusun Kesamben, Bawangan, Jabon dan Dusun Ngumpak.

Dijelaskan, batik tulis bawangan baru dikembangkan setahun terakhir. Mulanya, warga setempat ambil bagian dalam pelatihan membatik dari instansi terkait.

”Jadi ini terbilang baru, karena kami mengenalnya tatkala ada pelatihan,” imbuhnya.

Tak mau berhenti hanya di pelatihan, pemdes kemudian berinisiatif mengembangkan usaha batik tulis ini. Dengan dimasukkan ke dalam salah satu unit usaha BUMDes Sumber Abadi.

”Pada intinya program pelatihan kita tindaklanjuti secara kontinyu, artinya tidak hanya sekali (pelatihan) lalu selesai,” imbuh dia.

Bagaimanapun caranya program batik tetap berjalan. Selain menjadi produk desa, batik tulis juga bisa menjadi wahana tambahan usaha yang tujuannya membangkitkan ekonomi kerakyatan warga.

”Karena tujuan kami selain memperkenalkan produk, ada nilai ekonomi,” ujar Bakhtiar.

Warga yang membatik berasal dari empat dusun dan untuk sementara pengerjaannya tersentral di satu tempat Dusun Bawangan.

”Untuk proses produksinya juga bulan tertentu, seperti Maret. Karena rata-rata mereka yang membatik ini ibu-ibu,” tutur dia.

Batik yang dihasilkan batik tulis manual dengan motif sendiri. Masyarakat biasanya menyebut batik Bawangan. Berupa gambar bawang, daun ploso, lalu sungai dan menara air Ringin Contong.

Warnanya juga cenderung menggambarkan Jombang, ijo (hijau)-abang (merah).

”Semua ada filosofinya, seperti bawang ini menandakan desa, lalu daun Ploso merujuk kecamatan, ada alur sungai maksudnya Sungai Brantas,” bebernya.

Peran BUMDes dalam hal ini mendukung tambahan modal bagi UMKM sebesar Rp 15 juta. “Ini sebagai bentuk kepedulian Pemdes Bawangan terhadap UMKM,” tutur dia.

Rencananya, tahun depan pengembangan program UMKM batik akan didukung kembali.

Dengan begitu, diharapkan ke depan batik bawangan selain menjadi sebuah produk unggulan lokal, juga bisa menaikkan taraf hidup masyarakat.

”Tentunya kami tidak bisa berjalan sendiri, butuh dukungan dari semua pihak, seperti instansi terkait. Terutama untuk sarana prasarana, pemasaran dan promosi produk,” pungkas Bakhtiar. (fid/bin/ang)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *