Desakita.co – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jombang berkolaborasi dengan ITSKes ICMe (Insan Cendekia Medika) Jombang melaksanakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Kinerja (PPMBK) 2024.
Guna menurunkan angka stunting di Jombang melalui program pembentukan Kelas Emas (Keluarga Antistunting untuk Masyarakat Sehat Sejahtera) di Desa Panglungan, Wonosalam.
’’Program ini dilatari masih ditemukannya balita cacingan, remaja anemia dan balita stunting yang jumlahnya masih tetap meningkat,’’ kata Kepala Bappeda Jombang, Danang Praptoko.
Kegiatan kolaboratif itu dipimpin Tim pelaksana dari ITSKes ICMe Jombang yang terdiri dari Farach Khanifah MSi MFarm selaku leader dan Evi Puspita Sari MImun selaku anggota.
Terdapat lima sasaran dalam pencegahan stunting. Rinciannya, remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
’’Program Kelas Emas ini sasarannya balita, ibu hamil, dan remaja putri,’’ terang Danang.
Program ini dilakukan melalui beberapa kegiatan. Antara lain: Skrining anemia pada ibu hamil dan remaja putri melalui pemeriksaan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah.
Juga dengan pemeriksaan kecacingan pada balita. Pengukuran status gizi, pelatihan pembuatan mie kelor coklat dan es krim kunyit coklat. Serta pembuatan aplikasi e-complete.
’’Aplikasi e-complete merupakan aplikasi edukasi mandiri yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mengevaluasi dan pemberian saran terhadap masalah kesehatan. Kaitannya dengan kecicangan anak, anemia, serta gizi,’’ urainya.
Aplikasi ini meliputi edukasi stunting, gizi, anemia, kesehatan reproduksi remaja, tanaman obat keluarga serta menu bergizi anti stunting.
Juga terdapat fitur pengingat yang waktunya dapat disetel langsung oleh pengguna. Misalnya waktu makan anak, waktu konsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk remaja atau ibu hamil.
Fitur edukasi dalam aplikasi ini juga bervariasi dan cukup menarik.
’’Misalnya jika anak malas makan. Para ibu bisa mencari fitur edukasi makan bergizi dalam bentuk video menarik yang disukai anak-anak. Sehingga pada akhirnya diharapkan anak mau makan seperti yang dilihat,’’ bebernya.
Kegiatan itu, diapresiasi Kepala Desa Panglungan Wonosalam, Sugiat. ’’Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk masyarakat Desa Panglungan karena menjadi salah satu upaya untuk mencapai masyarakat Panglungan sehat bebas stunting.
Masyarakat dapat memperoleh edukasi baik melalui penyuluhan langsung serta edukasi mandiri aplikasi e-compete,’’ paparnya.
Masyarakat juga dilatih membuat pangan bergizi yang disukai berbagai kalangan usia. Mulai anak-anak, remaja hingga dewasa. Seperti mie dan eskrim dari bahan daun kelor, kunyit dan susu.
’’Bahan-bahan ini dikenal bernilai gizi tinggi, murah dan mudah didapatkan karena merupakan bahan pangan lokal Desa Panglungan,’’ jelasnya. (riz/jif)