Desakita.co – Tahun 2010, KH Abdul Nashir Fattah yang ketika itu merupakan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang mengutus KH Salmanudin Yazid atau Gus Salman menjadi Ketua LP Ma’arif NU Jombang.
Dituturkan H Muslimin Abdillah, mantan Wakil Ketua Tanfidziah PCNU di kepengurusan Gus Salman, kondisi LP Ma’arif ketika itu kosong melompong.
Tak ada sedikitpun surat menyurat atau dokumen yang bisa dijadikan panduan.
“Kami diminta KH Abdul Nashir Fattah untuk membenahi dan menjadi pengurus cabang LP Maarif NU Jombang tahun 2010.
Ketika itu LP Maarif Jombang tidak memiliki apa-apa. Bahkan sepucuk dokumen kertas-pun tidak ada,” sahut pria yang lebih akrab disapa Cak Mus ini.
Berangkat dari kondisi tersebut, Gus Salman membenahi dan membangun LP Maarif Jombang, secara pelan-pelan tapi pasti, dengan perencanaan yang matang. Sehingga menjadikan organisasi LP Maarif Jombang memiliki kekuatan, baik dari sisi sistem, SDM, sarana dan dana.
“Dari LP Ma’arif itulah saya mengenal dekat Gus Salman. Setelah bekerja bersama dengan Gus Salman sekian waktu, saya tahu persis Gus Salman adalah orang yang ikhlas dalam bekerja dan berjuang di Nahdlatul Ulama. Kepentingannya hanya satu yaitu untuk kemaslahatan umat (jamaah) Nahdlatul Ulama,” ungkap Cak Mus.
Bahkan, lanjutnya, kepentingan pondok pesantrennya sendiri akan dikesampingkan jika berhadapan dengan kepentingan NU.
Baca Juga: Izin Keluarga Maju di Pilbup Jombang, Ternyata Begini Sosok Warsubi di Mata Keluarga
Tawadu’ dengan Para Kiai
Gus Salman juga orang yang taat kepada Kiai. Bahkan sangat taat. Hal ini karena beliau sejak kecil dididik oleh Kiai, terutama yang sering beliau katakan adalah Kiai Masyhar Madrasatul Quran Tebuireng.
Saya dan semua pengurus NU Jombang saat beliau menjadi Ketua PCNU Jombang tahu, bagaimana Gus Salman begitu taat kepada Kiai.
Gus Salman sebagai Ketua PCNU sangat taat kepada Rais Syuriah PCNU saat itu, KH Abdul Nashir Fattah.
“Saat menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, Gus Salman hampir tidak pernah membuat keputusan tanpa izin dan persetujuan Kiai Nashir.
Gus Salman sangat takut, jika Kiai Nashir ‘duko’ karena dilangkahi dalam membuat keputusan,” ujarnya.
Gus Salman juga sangat menghormati para pendiri NU dan anak cucunya. Beliau sangat hormat kepada para dzurriyah Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Mbah Bisri dab Mbah Tamim.
Baca Juga: Kunjungi Pasar Ngoro Jombang, Warsubi-Salman Sapa Pedagang dan Masyarakat
Sosok yang Dermawan dan Demokratis
Dari sisi menjalin relasi sosial, Gus Salman adalah orang yang sangat dermawan. Tidak sedikit dana pribadi yang dikeluarkan Gus Salman saat menjabat sebagai ketua PCNU.
Gus Salman selalu care dan keluar dana dulu saat PCNU membutuhkan dana.
Saat menjadi ketua PCNU, Gus Salman bersama Kiai Nashir menjadi orang pertama yang menjadi pelopor iuran bulanan bagi seluruh pengurus cabang untuk kepentingan PCNU Jombang.
“Yang paling mencolok dalan kepemimpinan Gus Salman baik saat di LP Ma’arif maupun PCNU Jombang, dalam pengambilan keputusan, ia tidak pernah semena-mena. Semua pasti dimusyawarahkan,” kenang Cak Mus.
Jika butuh musyawarah dari tim kecil dulu, maka Gus Salman akan melakukan itu, baru kemudian dibawa ke musyawarah seluruh pengurus.
“Gus Salman bukan tipe pemimpin yang mendominasi dan menghegemoni bawahannya. Kepemimpinanannya dijalankan secara demokratis,” tegas Cak Mus.
Baca Juga: Mengejutkan! Survei LSI: Elektabilitas Warsubi-Salman di Pilbup Jombang 2024 Capai 53,9 Persen
Sosok Visioner yang Ingin NU Maju dan Mandiri
Saat menjabat sebagai ketua LP Ma’arif NU atau ketua PCNU hingga Komisaris PT RSNU Jombang, Gus Salman tak hanya menekankan pada perencanaan dan pengembangan sistem melainkan juga melakukan monitoring dan evaluasi.
Ini dilakukan sebagai upaya untuk membangun institusi dan organisasi NU secara baik dan sungguh-sungguh.
“Ketika kepemimpinan beliau semua administrasi tercatat jelas. Dokumen-dokumen tertata rapih sehingga ketika melakukan monitoring dan evaluasi setiap program/project semua terbaca detail,” ungkap Cak Mus.
Berperan dalam Pembangunan Infrastruktur NU
Gus Salman juga melakukan pembangunan fasilitas (infrastruktur) bagi PCNU Jombang.
Pembangunan fasilitas yang pertama adalah membangun kantor PC LP Maarif Jombang.
Begitu ditetapkan sebagai ketua LP Maarif dalam pergantian antar waktu (PAW), Gus Salman langsung mengatakan, LP Maarif Jombang harus punya kantor sendiri, agar kantornya tidak pindah-pindah, sesuai rumah ketuanya.
“Saya masih ingat pembangunan tersebut digalang dari anggota Maarif Jombang, dan sumbangan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia saat itu, H Abd Muhaimin Iskandar,” sahut Cak Mus.
Berturut-turut kebijakan Gus Salman ketika itu, tahun 2016 dirinya juga berhasil mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU I Jombang di Jogoroto yang saat ini telah berkembang pesat.
Lalu, Cak Mus melanjutkan, ketika menjabat sebagai ketua PCNU Jombang tahun 2017, salah satu program PCNU yang ditetapkan adalah membangun gedung kantor baru.
Karena kantor di jalan Gatot Subroto dirasa tidak layak.
Baca Juga: Komitmen Tekan Angka AIDS, TBC dan Malaria, Pemkab Jombang Raih Penghargaan Tingkat Nasional
Berangkat dari rencana yang ditetapkan tersebut, Gus Salman kesana kemari mencari biaya untuk pembangunan gedung baru, yang disepakati dibangun di tanah milik Perkumpulan NU, yang diperuntukkan bagi MWC NU Mojoagung seluas sekitar 12.000 M² di desa Gambiran Mojoagung.
“Selama sekitar 2 tahun dari sejak dimunculkan program tersebut, akhirnya berdiri bangunan gedung kantor dan gedung aula yang sangat megah dari bantuan orang-orang NU yang menjadi anggota DPRD Jombang dan Jawa Timur dari fraksi PKB,” ungkap Cak Mus.
Lalu bangunan megah dengan lambang NU terbesar di Indonesia itu diresmikan Abdul Halim Iskandar, yang saat itu merupakan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT). Ia didampingi Rais Syuriyah PCNU Jombang, KH Abdul Nashir Fattah, Ketua PCNU Jombang, KH M Salmanudin Yazid serta Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab.
Tidak sampai di situ, memanfaatkan dana wakaf dari NU dan bantuan Pemerintah Kabupaten Jombang, Gus Salman memimpin untuk melanjutkan pembangunan gedung ke tiga sebagai kantor Lembaga-lembaga NU.
Dalam kepengurusannya juga, ranting-ranting bersemangat untuk membuat kantor. Terakhir ia memimpin, 10 kantir ranting berhasil dibangun.
Bisa dikatakan Gus Salman memiliki pemikiran yang visioner dimana dirinya memiliki cara berpikir yang fokus pada masa depan, dan kemampuan untuk melihat gambaran besar di masa depan. Sehingga semua yang terencana di PCNU Jombang ketika itu dieksekusi dengan baik.
PCNU di periode kepengurusannya juga membuat pusat aplikasi PCNU.
Di dalamnya terdapat integrasi antara kantor PCNU dengan lembaga-lembaga. Dengan begitu koordinasi PCNU semakin kuat.
“Saat menjadi ketua PCNU Jombang, Gus Salman yang menjadi Komisaris PT RSNU juga memfasilitasi pembangunan Gedung OK (operasi) dan rawat inap RSNU Jombang,” tambahnya.
Menjadi Pelopor Pengembangan Ekonomi Moneter Nahdliyin
Sebagai Ketua PCNU, Gus Salman memiliki pemikiran untuk mengajak Nahdliyin lebih berkembang, bisa mandiri secara ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, terobosan utama dalam kepengurusan Gus Salman saat menjadi ketua PCNU yang paling mencolok adalah mengembangkan usaha ekonomi moneter (simpan pinjam).
Ekonomi moneter tersebut dikembangkan melalui BMTNU, yang selama kepengurusan Gus Salman bisa membuka kantor cabang di 18 wilayah kecamatan (MWC NU).
Bahkan, BMTNU yang berkembang dengan baik ini, bisa menjadi percontohan dan sistemnya diadopsi di hampir seluruh cabang NU di Jatim, bahkan di luar Jatim.
“PWNU ketika itu menjadikan BMTNU Jombang sebagai percontohan karena BMTNU Jombang sudah teruji dalam mengelola keuangan umat.
Hal ini dibuktikan 8 (delapan) tahun sejak berdirinya BMTNU Jombang yang aset dan labanya konsisten terus meningkat,” jelas Cak Mus.
Dalam kepemimpinan Gus Salman pula, BMTNU Jombang didorong untuk merenovasi gedung kantor jalan Gatot Subroto yang dulunya merupakan kantor PCNU Jombang menjadi kantor BMT NU Jombang.
Dalam masa kepengurusan Gus Salman juga, ketika itu dikembangkan usaha komoditas pertanian.
Namun, meski belum bisa berkembang dengan baik. Usaha tersebut sempat melakukan kerja sama dengan dinas pertanian Jombang untuk memasarkan dan memberikan edukasi tentang pupuk cair organik pada masyarakat Jombang.
Mengutip buku Kisah Hidup Ali Ibn Abi Thalib oleh Mustafa Murrad, Ali pernah berkata, “Orang yang layak diberi wewenang untuk menegakkan perintah Allah adalah orang yang tidak berleha-leha, tidak bermalas- malasan, dan tidak suka mengikuti hasrat perut.”
Selama 5 tahun kepemimpinan Gus Salman sebagai Ketua LP Ma’arif Jombang, Gus Salman sudah memberikan sumbangsih tenaga, pikiran serta materi untuk pendidikan.
Selama 5 tahun menjadi Ketua PCNU Jombang, ada banyak hal yang telah dilakukan Gus Salman untuk kemaslahatan umat tanpa mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Dari mulai membenahi sistem organisasi, infrastruktur hingga ekonomi tanpa meninggalkan ketawadu’annya pada para kiai dan para muassis NU.
“Pemimpin harus mengutamakan kepentingan yang dipimpinnya di atas kepentingan pribadi,” tuturnya mengutip Abdullah bin Umar RA. (jif/ang)