Pemerintahan

Panen Raya, Petani di Desa Diwek Jombang Keluhkan Harga Jagung Anjlok

×

Panen Raya, Petani di Desa Diwek Jombang Keluhkan Harga Jagung Anjlok

Sebarkan artikel ini
MEROSOT: Musim panen jagung harga terus mengalami penurunan.

Desakita.co – Memasuki masa panen raya, harga jual jagung di tingkat petani semakin merosot.

Jagung basah hanya sekitar Rp 3.000 per kilogram, sementara jagung pipilan kering sekitar Rp 4.000 per kilogram.

Harga jual jagung merosot tajam dibandingkan dengan harga jual jagung pada musim panen tahun sebelumnya, di mana harga jual jagung basah menyentuh harga 4.800 per kilogram, sementara dengan jagung pipilan kering sekitar Rp  6.000 per kilogram. Kondisi ini menjadi pukulan telak bagi petani.

Mustari, salah satu petani jagung di Desa/Kecamatan Diwek mengeluhkan anjloknya harga jual jagung pada musim panen tahun ini.

Pasalnya, tingkat penurunan harga sangat signifikan. Saat ini tanaman jagungnya siap dipanen.

Namun ia harus menerima kenyataan harga jualnya merosot tajam. ”Sakarang jagung basah hanya sekitar Rp 3.000, sementara kering pipilan hanya sekitar Rp 4.000. Beda jauh dengan panen tahun lalu harganya bagus, jagung basah sampai Rp 4.300,” ungkapnya.

Menurutnya, di tingkat penebas harga juga ikut jatuh. Saat ini tanaman jagung dengan areal tanam seluas 1.400 meter persegi, hanya dihargai borongan Rp 3 juta.

”Untuk harga tahun lalu bisa lebih mencapai Rp 5 juta. Sekarang turun tajam,” ungkapnya.

Baca Juga: Harga Jagung di Jombang Anjlok Saat Musim Panen, Begini Respons Dinas Pertanian

Mustari menuturkan, turunnya  harga panen jagung tak sebanding dengan biaya produksi.

Sebab, pengeluaran sejak awal tanam hingga menjelang panen, petani harus mengeluarkan hingga jutaan rupiah.

”Hitungan untuk biaya tanam yang dikeluarkan oleh petani untuk sawah seluas 1.400 meter persegi butuh sekitar Rp 1,5 juta.

Itu belum termasuk kebutuhan pupuk dan obat-obatan. Terlebih kalau menggunakan pupuk nonsubsidi. Obat-obatannya juga mahal sekarang,” bebernya.

Dia menambahkan, kendati demikian, ia tetap bersyukur lantaran jagung miliknya selama ini bebas dari serangan hama maupun penyakit.

”Untuk tanaman jagungnya bagus. Cuma harganya yang tidak bagus dibandingkan tahun kemarin. Semoga pemerintah ikut memperhatikan nasib petani,” harapnya.

Sementara itu, Mustajib petani asal Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro mengatakan harga jagung terus mengalami penurunan.

”Kalau tidak salah awal panen kemarin masih Rp 4.000 per kg untuk basah. Sekarang menjadi Rp 3.000 per kg,” ungkapnya.

Turunya harga ini dirinya menduga dikarenakan musim panen raya. ”Selalu kalau panen raya harga selalu turun,” ungkapnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Jombang Moch Ronny tak menampik, harga jual jagung saat ini mengalami penurunan tajam.

Baca Juga: Musim Panen Jagung, Petani di Desa Diwek Jombang Justru Dilanda Galau, Ini Penyebabnya

Untuk jagung basah saat ini di angka kurang lebih Rp 3 ribu per kg. ”Ada beberapa faktor yang mengakibatkan harga jagung turun,” katanya.

Dirinya mengungkapkan, faktor pertama karena saat ini memasuki musim panen jagung. ”Kedua faktor hujan.

Saat ini panennya musim hujan jadi harganya berbeda dengan tahun sebelumnya yang panennya tidak hujan,” bebernya.

Ronny menjelaskan, hujan ini sangat memengaruhi hasil panen jagung. Karena kadar air jagung menjadi meningkat.

”Sehingga proses penjemuran menjadi lama dan kualitas jagung kurang baik karena kadar air tinggi,” katanya.

Dirinya mengaku, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Bulog untuk membeli jagung petani.

Pada saat itu Bulog berencana membeli dengan harga Rp 5 ribu per kg untuk jagung pipilan.

”Dua Minggu kemarin saya konfirmasi Bulog ternyata persediaan di gudang masih ada.

Sehingga tidak bisa membeli jagung petani,” tegasnya. Saat ini pihaknya juga melakukan kordinasi dan menanyakan harga pembeli swasta.

”Karena harga jagung ini terus berubah-ubah setiap harinya,” pungkas Ronny. (yan/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *