Desakita.co – banjir yang merendam ratusan rumah warga di Kecamatan Kesamben salah satunya dipicu tumpukan tumbuhan eceng gondok dan kangkung yang menghambat aliran Afvoer Watudakon.
Akibatnya, air meluber ke dan membanjiri permukiman warga.
Pantauan di lokasi, sejak Senin (9/12) pagi, alat berat sudah bersiaga di jembatan Afvoer Watudakon di Dusun Beluk. Alat ini, mengeruk kangkung dan eceng gondok yang sangat tebal di dalam saluran.
Kerukan demi kerukan tanaman penganggu aliran air itu diangkat dan dipindahkan ke truk-truk yang telah disiapkan. ”Hari ini kami berupaya sedikit mengurangi eceng gondok dan kangkung.
Baca Juga: Tinjau Banjir di Desa Jombok Kesamben, Begini Respons Pj Bupati Jombang
Ini memang penyebab terhambatnya air di Afvoer Watudakon,” terang Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi di lokasi.
Bayu menyebut, selain banyaknya tumbuhan penganggu, banjir juga dipicu intensitas hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.
”Pantauan kami, curah hujan beberapa hari terakhir ini mencapai lebih dari 138 mm, sementara seluruh sungai dan afvoer di Kesamben ini kan berkumpulnya di Afvoer Watudakon memang,” ungkapnya.
Kondisi itu, diperparah dengan munculnya sejumlah tumpukan eceng gondok, kangkung dan tanaman lainnya. Tebalnya tumbuhan air yang tak segera ditangani itu membuat beban air jadi makin tinggi hingga akhirnya meluber ke permukiman.
Baca Juga: Komitmen Cegah Rokok Ilegal di Jombang, Satpol PP Hadiri Bea Cukai Kediri Award 2024
”Pantauan kami di Afvoer Watudakon itu ada dua titik tumpukan, di Jombok ini, dan di Sipon Watudakon, tapi di anak sungainya ada tiga titik dan sudah terdeteksi seluruhnya,” sambung Bayu.
Afvoer Watudakon sendiri, adalah saluran air yang merupakan kewenangan BBWS Brantas. Karenanya, Bayu menyebut pihaknya memang bersifat membantu dalam pengangkatan sampah itu.
”Yang jelas untuk yang di Jombok kita targetkan tuntas hari ini, setelah itu kita pindah membantu yang di Sipon Watudakon juga,” pungkasnya. (riz/naz)