Pemerintahan

Harga Cabai Rawit di Jombang Makin Tinggi, Konsumen Beralih Beli Cabai Rusak

×

Harga Cabai Rawit di Jombang Makin Tinggi, Konsumen Beralih Beli Cabai Rusak

Sebarkan artikel ini
MEROKET: Mujiati, salah satu pedagang di Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang saat melayani pembeli, Sabtu (4/1) pagi

Desakita.co – Harga bumbu dapur khususnya cabai terus melambung hingga tembus Rp 95 ribu perkilogram di pasar tradisional.

Salah satu faktor yang membuat harga cabai naik dikarenakan gagal panen yang disebabkan cuaca buruk.

Informasi yang dihimpun di laman siskaperbapo yang dikelola Disperindag Jatim, harga cabai rawit sejumlah pasar tradisional di Jombang bervariatif. Di Pasar Ploso tembus Rp 95 ribu per kilogram naik dari harga sebelumnya Rp 75 ribu.

Di Pasar Pon stabil di harga Rp 85 ribu per kilogram. Sedangkan di Pasar Cukir stabil di harga Rp 80 ribu perkilogram.

Mujiati, salah satu pedagang di Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang menyebut, harga cabai memang tengah melambung sejak beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Guyuran Hujan Bikin Panen Cabai di Desa Kertejorejo Jombang Jelek, Petani: Harganya Justru Melejit

”Untuk hari ini harga cabai rawit Rp 75 ribu per kilogram, sebelumnya cabai Rp 50 ribu per kilogram,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang, Sabtu (4/1) pagi..

Selain cabai rawit, kenaikan harga yang signifikan juga terjadi pada cabai merah.

Sebelumnya harga cabai merah Rp 20 ribu kini meroket hingga Rp 50 ribu per kilogram.

”Kenaikan harga aneka cabai ini biasanya pengaruh dari cuaca ekstrem, termasuk hujan yang membuat petani biasanya mengalami gagal panen,” kata dia.

Mirisnya, harga cabai yang kian mahal itu membuat masyarakat beralih membeli cabai rusak dan kering untuk dikonsumsi.

“Pembeli banyak yang beralih ke cabai rusak, harganya murah hanya Rp 15 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Baca Juga: Diuguyur Hujan Berhari-hari, Tanaman Jagung dan Cabai di Desa Plabuhan Jombang Tumbuh Tak Normal

Terpisah, Titik Kurnia, 44 salah satu pembeli cabai rawit mengatakan, harga cabai kian meroket sehingga membuatnya memiliki keuntungan yang lebih sedikit sebagai pelaku usaha warung sambelan.

“Harganya tidak seperti biasa, jika dibuat jualan tentu keuntungan sedikit,” kata dia.

Ia berharap, pemerintah mampu mengatasi fenomena kenaikan harga cabai dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya yang mengalami kenaikan.

”Semoga harga segera kembali normal dan masyarakat biasa maupun petani sama-sama merasakan keuntungan,” pungkasnya. (riz/ang)

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *