Desakita.co – Pemkab Jombang mengalokasikan Rp 2,5 miliar untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan korban tanah longsor di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
Salah satunya, Rp 1 miliar untuk pengadaan hunian sementara korban tanah longsor di Desa Sambirejo.
Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, membenarkan, usulan BTT yang diajukan untuk penanganan bencana longsor sudah cair.
’’Setelah diproses, saat ini sudah cair,’’ katanya, kemarin (11/2).
Ada lima OPD yang mengusulkan BTT. Dinas Peternakan Jombang mengusulkan pengadaan vaksin PMK, obat-obatanan penanganan PMK dan sarpras untuk penanganan PMK senilai Rp 607 juta.
Baca Juga: Pemkab Jombang Siapkan Huntara Antisipasi Longsor Susulan di Desa Sambirejo Wonosalam
BPBD untuk penyusunan dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana (R3P) dan pengkajian kebutuhan pascabencana (Jitupasna) senilai Rp 120 juta.
Kemudian, Dinas Sosial Jombang untuk belanja kebutuhan dapur umum senilai Rp 461,7 juta dan belanja peralatan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Rp 78 juta.
Serta belanja isian hunian sementara (huntara) senilai Rp 145 juta. Sehingga total usulan dari dinas sosial mencapai Rp 684,7 juta.
Dinas Kesehatan Jombang juga mengusulan belanja obat-obatan dan kebutuhan kesehatan pengungsi yang mencapai Rp 77,750 juta.
Sedangkan Dinas Perumahan dan Permukiman Jombang mengusulkan pembangunnan huntara lengkap senilai Rp 1.038.437.000. Sehingga usulan mencapai Rp 2,5 miliar.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial, Hari Purnomo, menyampaikan, saat ini telah memproses pengadaan kebutuhan belanja peralatan dapur umum dan layanan dukungan psikososial untuk warga terdampak longsor di Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam.
Baca Juga: Dinas Peternakan Jombang Mulai Suntik Vaksin, soal 682 Ekor Sapi Terpapar PMK
’’Dari hasil rapat kemarin, memang kita membutuhkan dukungan kebutuhan untuk dapur umum,’’ ujarnya.
Sampai dengan Selasa (11/2), dapur umum dan posko tanggap bencana di Desa Sambirejo masih beroperasi.
Setiap hari, petugas dari relawan Tagana Dinsos Jombang memasak di dapur umum sebanyak 120 bungkus nasi.
’’Setiap hari teman-teman memasak untuk warga terdampak. Untuk itu, kita butuh anggaran dari BTT,’’ jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan Jombang, M Saleh, menyampaikan, usulan anggaran BTT bakal digunakan untuk pengadaan vaksin PMK.
’’Jumlah populasi sapi di Jombang ada 70 ribu ekor, jadi masih kurang jika kita hanya mengandalkan bantuan vaksin dari APBD Provinsi Jatim maupun APBN pusat,’’ terangnya. (ang/jif)