Desakita.co – Pembina Yayasan Unipdu KH M Zainul Ibad SAg (Gus Ulib) mengajak umat Islam khususnya civitas akademik Unipdu untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan memanfaatkan Ramadan sebagai bulan introspeksi diri.
’’Introspeksi diri harus dilandasi niat inabah atau tobat,’’ tuturnya saat menjadi narasumber Kajian Ramadan Unipdu di Islamic Center Unipdu, kemarin (15/3).
Introspeksi dilakukan agar kita semakin baik. Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wa sallam bersabda; Orang beruntung yakni hari ini lebih baik daripada kemarin.
Dan esok lebih baik dibanding hari ini.
Termasuk agar puasa kita tahun ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
’’Nabi bersabda; Berapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga. Untuk itu, jadikan Ramadan dengan niat untuk Allah SWT,’’ ujarnya.
Pengasuh Pondok Induk PPDU Rejoso ini menambahkan, puasa adalah kewajiban bagi umat Islam. Puasa dikategorikan dalam tiga level.
Pertama, puasa umum yakni tingkatan puasa yang paling dasar. Hanya menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual sejak fajar hingga matahari terbenam.
Kedua, puasa khusus yakni selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, orang yang berpuasa di tingkatan ini juga berusaha menahan anggota tubuhnya dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Dia menghindari lima hal yang menghapus pahala puasa.
Nabi bersabda, ada lima perkara yang menghapus pahala puasa. Bohong, menggunjing, adu domba, sumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.
Ketiga puasa khusus dari yang khusus (khawasul khawas) yakni tingkatan tertinggi.
Orang yang berpuasa tidak hanya menahan anggota tubuh dan perbuatan, tetapi juga menahan hati dan pikiran dari segala hal yang duniawi. Serta mengarahkan segala potensi hati dan akalnya kepada Allah SWT. (ang/jif)