Desakita.co – Kebijakan pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram disambut suka cita petani.
Para petani mengaku lebih bersemangat menanam padi lantaran ada kepastian harga jual gabah saat panen.
Meski panen raya padi belum selesai, banyak petani sudah kembali ke sawah untuk memulai kembali tanam padi.
Petani berharap kebijakan pemerintah terkait HPP gabah terus dipertahankan serta memenuhi kebutuhan pupuk subsidi.
Salah satunya diungkapkan Munarti, petani asal Dusun Balngbiru, Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek.
Usai dipanen Maret lalu, sawah miliknya kini sudah ditanami padi lagi.
Baca Juga: Gandeng Kodim 0814 Jombang, Bulog Pantau Serapan Gabah Petani di Desa Menganto
”Ini sudah minggu kedua tanam padi di wilayah Balongbiru, punya saya malah yang terakhir. Sementara yang lain sekarang sudah selesai tanamnya,” kata Munarti kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Dikatakan, usai panen raya padi, petani di wilayahnya semangat mengolah sawah serta menyemai bibit.
Selain faktor cuaca yang dinilai mendukung, harga jual gabah tahun ini cenderung bagus menjadi salah satu alasannya.
”Kemarin waktu panen kemarin, gabah saya laku Rp 6.200 per kilogram, saya jual ke tengkulak,” imbuh dia.
Meski masih di bawah harga pembelian pemerintah (HPP), menurut dia, harga tersebut dinilai lebih baik dari panen musim sebelumnya.
”Tahun lalu itu dapat Rp 10 juta banon 250 (sawah sekira seluas 3.500 meter per segi), kemarin sampai Rp 13 juta lebih,” ujar Minarti.
Bahkan sawah lainnya milik Munarti yang sebelumnya ditanami bawang merah kini beralih ditanami padi.
”Sawah di sebelah itu kemarin saya tanami bawang merah, ternyata gagal. Sekarang balik lagi, ditanami padi,” tutur dia.
Kendati begitu, dia berharap agar pada musim tanam kali ini pendistribusian pupuk subsidi berjalan lancar hingga ke tangan petani.
Baca Juga: Panen Raya di Desa Mojokrapak, Bupati Jombang bersama Bulog Komitmen Jaga Stabilitas Harga Gabah
Menurutnya, jika kebutuhan pupuk subsisdi tercukupi, maka pertumbuhan tanaman bisa maksimal dan ujungnya berdampak pada peningkatan hasil panen.
”Kalau bisa pupuk subsidi sudah tidak ada kendala lagi, telat dan sebagainya,” kata Munarti.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang M Rony mengakui, panen raya padi di Jombang belum berakhir.
Namun demikian, petani sudah kembali bercocok tanam. ”Jadi sampai hari ini yang sudah mulai tanam itu seluas 6.000 hektare, menyebar di beberapa kecamatan,” kata Rony.
Menurut dia, selain faktor adanya kepastian harga jual gabah di tingkat petani, juga adanya target menambah luas tanam.
”Selain harga gabah, kami juga ditarget pada April ini luas tanam mencapai 81.251 hektare,” imbuh dia.
Target tersebut merupakan program pemerintah pusat berkaitan luas tambah tanam (LTT).
Sehingga, pihaknya juga mendukung petani yang kini sudah mulai kembali menanam padi pascapanen. ”Kami terus berupaya agar target ini bisa tercapai,” kata Rony. (fid/naz)