Desakita.co – Desa Japanan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang punya terobosan program untuk mengembangkan sektor pertanian. Melalui pengembangan wisata edukasi petik melon, kini sektor pertanian di Desa Japanan semakin berkembang.
Kepala Desa Japanan Suwaji mengatakan, wisata edukasi petik melon tersebut mulai di-Launching pada 2020.
”Pada tahun 2019, sebenarnya kita sebenarnya sudah mulai melakukan musyawarah dengan warga. Alhamdulillah, tahun 2020 kita mulai action dan mampu berkembang sampai sekarang,’’ ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Ide awal pengembangan sektor pertanian melalui wisata edukasi petik melon setelah melihat tanah kas desa (TKD) yang kurang produktif.
Setelah dikelola menjadi wisata edukasi dengan konsep petik buah melon, kini keberadaan aset TKD tersebut dapat lebih produktif dan mampu meningkatkan sektor pertanian.
”Alhamdulllah sekarang bisa berkembang dan meningkatkan perekonomian untuk warga kami,’’ tambahnya.
Wisata petik melon berada di Wisata Anugerah Alam Alpukat yang dikelola BUMDes Enggal Makmur Japanan. Kebun melon sendiri menggunakan green house dengan sistem irigasi pipanisasi.
Dalam Wisata Anugerah Alam Alpukat juga ada beberapa tanaman yang dikembangkan misalnya alpukat, mangga, dan lain-lain. ”Untuk budi daya melon kita fokusnya di melon premium jenis inthanon,’’ jelas dia.
Dalam mengembangkan melon tersebut, pihaknya memanfaatkan green house seluas 20 x 18 meter persegi. Adapun total tanaman melon yang ditanam sekitar 700 batang.
”Alhamdulillah setiap panen hasilnya maksimal. Dengan perawatan maksimal, satu buah melon bisa memiliki bobot 1,5-2 kilogram. Harganya juga lumayan bersaing sekitar Rp 35 ribu per kg,’’ papar dia.
Suwaji memiliki komitmen untuk mewujudkan Desa Japanan sebagai sentra budi daya melon inthanon.
Dari budi daya itu, diharapkan mampu mengembangkan sektor pertanian, sekaligus bisa mendongkrak perekonomian masyarakat melalui wisata edukasi.
”Harapan kita ke depan, budi daya melon inthanon semakin diminati masyarakat Desa Gudo agar mampu meningkatkan sektor pertanian di desa kami,’’ pungkasnya. (ang/naz/ang)