Uncategorized

Irigasi Jatimlerek Normal, Petani Utara Sungai Brantas Jombang Kembali Garap Sawah

×

Irigasi Jatimlerek Normal, Petani Utara Sungai Brantas Jombang Kembali Garap Sawah

Sebarkan artikel ini
DICEK: Petugas UPT SDA Ploso Dinas PUPR Jombang saat melakukan cek lapangan ke Bendung Karet Jatimlerek.

DesaKita.co – Petani utara Sungai Brantas, Jombang, Jawa Timur kini bisa kembali menggarap sawah.

Itu setelah pasokan air dari irigasi Jatimlerek untuk kebutuhan irigasi sawah petani sudah normal.

Sejumlah operator Bendung Karet Jatimlerek di Desa Jatimlerek, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur yang sebelumnya dirumahkan kini sudah kembali bertugas.

Baca Juga: Tertarik Desain Bangunan, Warga Desa Jarakkulon Jogoroto Jombang Ini Belajar Arsitektur ke Turki

Kepala Desa Jatimlerek Jadi menjelaskan, aliran air dari irigasi Jatimlerek sudah kembali normal. Air dari Sungai Brantas sudah bisa masuk ke intake DI (Daerah Irigasi) Jatimlerek menyusul tujuh operator Bendung Karet Jatimlerek sudah kembali bertugas di lapangan.

”Jadi sekarang sudah teraliri air, petani sudah bisa menggarap sawahnya,” kata Jadi dikonfirmasi, Jumat (14/2).

Dijelaskan, usai pertemuan dihelat di kantor desa pada Senin (10/2), ditindaklanjuti BBWS Brantas selaku pihak pemilik kewenangan sungai.

”Rabu (12/2) itu, tujuh operator sudah aktif lagi, sehingga pintu enam yang rusak itu tidak kempes,” imbuh dia.

Aliran air dari Sungai Brantas, lanjut dia, mengalir ke intake irigasi Jatimlerek.

Baca Juga: Warga Desa Ini di Jombang Waswas Banjir, Buntut Tanggul Parapet Kali Pancir Ambrol

”Biarpun pintu enam masih rusak, setidaknya pasokan air untuk irigasi pertanian sekarang sudah normal,” kata Jadi.

Terpisah, Kepala UPT SDA Ploso Dinas PUPR Jombang Wahyudi tak menampik, kembali normalnya irigasi di Kecamatan Plandaan dan Ploso.

”Jadi operatornya sudah kembali bekerja lagi, sehingga sekarang di sana ada delapan orang,” kata Wahyudi.

Dijelaskan, pintu enam yang rusak butuh penanganan. Hanya saja, sementara ini belum bisa dilakukan, karena debit air sungai masih tinggi.

”Karena pintu yang rusak ini setiap dua jam sekali butuh dipompa, supaya pintunya tidak kempes,” imbuh dia.

Kendati begitu, dia berharap ke depan tak ada problem berkaitan tenaga atau operator. Karena imbasnya dirasakan ke petani.

”Jadi peran petugas terutama Dam Karet Jatimlerek ini vital. Seyogyanya bapak pimpinan yang di atas memperhatikan itu, jangan langsung diberhentikan atau apa. Minimal ada analisa atau konsultasi dahulu,” kata Wahyudi.

Baca Juga: Ketua RT di Jombang Diusulkan Dapat Insentif Rp 1,8 Juta per Tahun

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi membenarkan terkait keluhan para petani di wilayah utara Brantas. Selain ditemukan masalah kebocoran pintu bendung, juga minimnya operator Bendung Karet Jatimlerek.

”Untuk Bendung Karet Jatimlerek pada hari Kamis (6/2) pagi jam 06.00 pintu nomor 6 kembali sobek sehingga debit air dari Sungai Brantas tidak bisa masuk ke intake Daerah Irigasi Jatimlerek,” kata Bayu saat dihubungi Jawa Pos Radar Jombang, Jumat (7/2).

Kondisi ini berdampak pada pasokan air yang masuk daerah irigasi Jatimlerek.

”Daerah Irigasi Jatimlerek memiliki luas baku sawah seluas 1.211 Ha dengan posisi sekarang adalah tanaman padi yang akan memasuki waktu panen pada pertengahan bulan Maret minggu ke-3 dan ke-4,” bebernya.

Disinggung terkait informasi sejumlah operator Bendung Karet Jatimlerek dirumahkan, Bayu tak menampik.

”Dan sekarang petugas yang mengoperasikan Bendung Karet Jatimlerek dari 8 personel, sebanyak 7 personel sedang dirumahkan karena belum adanya anggaran untuk honor mereka. Sehingga saat ini tersisa satu tenaga saja di Bendung Karet Jatimlerek yang membutuhkan setiap 2 jam dipompa agar air bisa masuk ke intake Jatimlerek,  hal ini dilakukan karena sobeknya pintu nomor 6,” bebernya.

Terkait permasalahan tersebut, pemkab sedang berupaya mengkomunikasikan dengan Pemprov Jatim.

”Pemerintah Kabupaten Jombang saat ini sedang berupaya untuk mengkomunikasikan hal tersebut kepada PU SDA Provinsi Jatim sebagai pemilik kewenangan pada daerah irigasi Jatimlerek dan BBWS Brantas sebagai pemilik aset Bendung Karet Jatimlerek,” tegasnya. (fid/naz)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *