Potensi

Musim Panen Jagung, Petani di Desa Diwek Jombang Justru Dilanda Galau, Ini Penyebabnya

×

Musim Panen Jagung, Petani di Desa Diwek Jombang Justru Dilanda Galau, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
DIPANEN: Petani di Desa/Kecamatan Diwek menunjukkan jagung yang dipanen, Kamis (25/7).

Desakita.co – Sejumlah wilayah di Jombang kini mulai masuk panen jagung.

Di antaranya di Desa/Kecamatan Diwek. Namun demikian, petani mengeluhkan harga jual jagung anjlok dibandingkan harga jual panen musim tanam sebelumnya.

Salah satunya diungkapkan Masrum. Jagung miliknya sudah mendekati masa panen.

Sayangnya, dia  harus menerima kenyataan lantaran harga jual jagung merosot tajam dibandikan harga jual pada panen sebelumnya.

”Saat ini per kilo basah cuma Rp 3.000, beda dengan panen tahun lalu harganya bagus, basah itu Rp 4.300 per kilogram,” imbuh dia.

Baca Juga: Akibat Cuaca Ekstrem, Panen Jagung di Desa Sukorejo Jombang Merosot

Begitu juga dengan harga di tingkat penebas. Menurut dia, saat ini per banon 100 atau seluas 1.400 meter persegi ditebas Rp 3 juta. ”Tahun lalu malah bisa lebih, sekarang kok malah turun, beda jauh,” imbuh dia.

Turunnya harga jual jagung tentu menjadi pukulan telak bagi para petani, terlebih petani gurem alias yang memiliki lahan terbatas. Pasalnya, biaya operasional yang dikeluarkan sejak awal tanam juga tinggi.

”Hitungan banon 100 itu butuh sekitar Rp 1,5 juta,” ujar dia.

Kebutuhan operasional itu di antaranya untuk ongkos persiapan lahan, membeli benih, biaya tanam, belum lagi kebutuhan pemupukan dan obat-obatan..

”Kalau hanya mengandalkan jatah pupuk subsisi saja kebutuhannya kurang.

Baca Juga: Diuguyur Hujan Berhari-hari, Tanaman Jagung dan Cabai di Desa Plabuhan Jombang Tumbuh Tak Normal

Jadi terpaksa harus beli pupuk non-subsidi yang harganya dua kali lipat lebih mahal,” bebernya.

Belum lagi, biaya untuk kebutuhan irigasi. ”Kalau pengairan sulit, otomatis harus sewa mesin pompa,” bebernya.

Ditanya penyebab anjloknya harga jual jagung, Masrum mengaku juga tidak tahu pasti.

Namun dia memastikan bukan karena kualiatas jagung. Sebab, kualiats jagungnya baik, tidak terkena serangan hama.

”Bisa jadi karena ada jagung impor yang beredar sehingga harga jagung terkena dampak,” bebernya.

Dia berharap pemerintah lebih memeprhatikan nasib para petani dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani.

”Setidaknya kalau harga anjlok, jatah pupuk subsidi untuk petani dipermudah,” tegasnya. (fid/naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *