Desakita.co – Harga jagung yang tinggi tak membuat petani jagung senang.
Pasalnya, banyak tanaman jagung petani yang rusak akibat cuaca ekstrem. Akibatnya, hasil panen merosot tajam.
Arif, salah satu petani di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak membenarkan terkait harga jual jagung yang tinggi dibandingkan harga jual jagung pada musim tanam sebelumnya.
Akan tetapi, dirinya mengaku tidak mendapatkan untung yang banyak.
”Meski sekarang harganya itu Rp 6 ribu per kilogram (Kg) tapi untung tidak banyak,” katanya saat dikonfirmasi.
Tahun lalu, harga jual jagung kering di kisaran Rp 4 ribu per kg.
Namun, saat ini tembus hingga Rp 6 ribu per kilogram.Sehingga tahun ini kenaikannya cukup tinggi.
Sayangnya, ia tak bisa tersenyum lega lantaran hasil panen jagungnya anjlok.
Biasanya, dalam sekali panen di sawah seluas 1.400 meter persegi bisa menghasilkan 40 sak jagung dengan bobot 50 kg per saknya. ”Kini hanya mendapat 25-30 kg saja,” tegasnya.
Tidak hanya dirinya saja, namun rata-rata petani jagung di wilayahnya juga mengalami hal serupa.
Dia menduga, penyebab tanaman jagung tak bisa tumbuh normal lantaran faktor cuaca.
”Ya karena cuaca esktrem ini yang membuat jagung tidak bisa tumbuh baik,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Bambang, yang mengaku hasil panen tanaman jagung miliknya merosot tajam.
”Hampir rata-rata semua daerah hasil panen jagungnya tidak bisa maksimal,” bebernya.
Tidak hanya itu, saat ini harga pupuk yang semakin mahal sehingga membuat ongkos tanam menjadi mahal.
”Itu juga yang membuat petani tidak bisa mendapat untung yang banyak,” pungkas Bambang.(yan/naz/ang)