Desakita.co – Intensitas hujan yang tinggi menjadikan petani cabai di Kecamatan Ngoro kelimpungan.
Pasalnya, hujan deras mengakibatkan tanaman cabai rusak lantaran terserang panyakit patek.
Petani pun merugi besar lantaran hasil panen merosot.
Salah satunya, diungkapkan Suyanto, 48, petani asal Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro. Dampak intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tanaman cabai miliknya terserang penyakit jamur dan patek.
Akibatnya, buah cabai menjadi keriting, mengering hingga membusuk.
”Seperti ini, contohnya, cabainya berwarna kecoklat-coklatan dan tidak bisa dipanen,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang kemarin (27/1).
Ia menambahkan, akibat banyak cabai yang terserang jamur dan patek, hasilnya panennya pun merosot tajam hingga 40 persen.
Baca Juga: 530 Lahan Pertanian di 7 Kecamatan Terendam Banjir, Ini Penjelasan Disperta Jombang
”Dampaknya panen kami sangat merosot hasilnya bahkan sampai kisaran 40 persen dari biasanya. Kalau normal bisa panen sekitar 70 kilogram (sekali petik).
Tapi kali ini tidak bisa akibat serangan hama,” tambahnya.
Untuk meminimalisir kerugian, Suyanto terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan tanaman cabai.
”Perawatan kisaran Rp 500 ribu sekali semprot, guna menanggulangi penyakit jamur, yang mana semakin hari dirasa sulit untuk dikendalikan,” bebernya.
Selain itu, ia dengan telaten memetik satu per satu cabai cabai yang sudah mulai membusuk agar tidak menular ke yang lain.
Baca Juga: Dampak Sawah Banjir, Dinas Pertanian Jombang Temukan 202 Hektare Sawah Puso
”Serta harus memetik cabai yang mulai membusuk dan rusak akibat terserang jamur petek, yang kemudian cabai dibuang supaya tidak menular ke cabai yang lain,” kata dia.
Untuungnya, harga jual cabai di pasaran masih cukup tinggi. Saat ini harga jual cabai di Tingkat petani sekitar Rp 40 ribu per kilogram.
”Sudah turun, kemarin dari petani masih Rp 70 ribu per kilogram, sekarang Rp 40 ribu per kilogram,” pungkasnya. (ang/naz)