Potensi

Eksis Sejak 1980, Perajin Terompet Asal Desa Mojowarno Jombang Banjir Pesanan Jelang Nataru

×

Eksis Sejak 1980, Perajin Terompet Asal Desa Mojowarno Jombang Banjir Pesanan Jelang Nataru

Sebarkan artikel ini
TETAP EKSIS: Perajin terompet menunjukkan terompet buatannya di Desa Mojowarno, Jombang Minggu (26/11).

Desakita.co – Menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2024, perajin terompet asal Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang banjir pesanan.

Saat ditermui di rumahnya, Adi Santoso, 26, perajin terompet asal Kecamatan Mojowarno terlihat sejumlah orang tengah sibuk menyelesaikan pembuatan terompet.

Tumpukan terompet yang masih setengah jadi terlihat memenuhi teras rumah. Tak hanya itu, di sejumlah sudut rumahnya, banyak tumpukan terompet yang siap dijual.

Ya, akhir tahun jelang Natal dan tahun baru adalah momen yang sangat ditunggunya bersama keluarga.

Ia dan ayahnya Supardi, 62, adalah perajin terompet kertas yang hingga kini masih eksis.

”Saya membuat terompet sejak tahun 1980. Ini saya juga meneruskan dari orang tua,” ungkapnya.

Gelondongan kertas putih di depan rumahnya, adalah bakal terompet. Gelondongan itu, terbuat dari kertas yang kemudian dibasahi dengan campuran lem dan air.

”Pemberian lem ini supaya terompetnya lebih awet, lebih kaku, dan tahan air,” lanjutnya.

Proses penjemuran ini, sangat tergantung dengan terik matahari. Semakin terik cuacanya, semakin cepat juga pengeringannya.

”Setelah kering, gelondongan mulai dipasang sempritan bambu biar bunyi, setelah itu dihias, pakai kertas warna warni, pakai pita,” imbuhnya.

Terakhir, terompet ini kemudian dihias dengan ragam motif. Mulai kepala naga hingga beberapa hiasan lainnya pada bagian ujungnya.

“Karena peminatnya kebanyakan kan anak-anak, jadi ya disesuaikan,” imbuhnya.

Meski dikerjakan manual, ia mengaku bisa memproduksi hingga ribuan terompet.

“Untuk penjualan rata-rata luar kota, karena lebih banyak dijual online kalau sekarang,” lontarnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap perayaan Natal dan tahun baru, Adi Santoso harus bekerja keras untuk menyelesaikan pesanan pelanggan.

Saat ini, pesanan terompetnya sudah tembus hingga 75.000 buah terompet.

”Memang permintaan kalau akhir tahun begini gila-gilaan, ya dipakai di gereja, dipakai juga untuk tahun baruan biasanya,” lontarnya.

Seluruh terompet yang telah dibuatnya ini, rata-rata adalah terompet yang sudah dipesan sebelumnya.

Di momen nataru tahun ini, ia mengaku permintaan produk terompetnya sangat tinggi.

”Sampai 75.000 lebih pesanan yang sudah masuk, jadi ya setiap hari harus membuat memang,” lanjutnya.

Selain berkualitas, terompet buatannya juga banyak diminati pembeli karena harganya yang murah.

Ia biasa menjualnya dengan harga Rp 10 ribu per buah. ”Kalau grosir mulai 500 sampai 1.000 biji lebih murah harganya,” pungkasnya (riz/naz/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *