Desakita.co – Tim dosen STIE PGRI Dewantara dan Universitas Wahab Hasbullah (UNWAHA) bekerja sama dengan Kelompok Pemberdayaan Perempuan Srikandi Desa Morosunggingan, Kecamatan Peterongan merancang program pengabdian yang fokus pada optimalisasi pemasaran digital.
Melalui hibah pengabdian masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) 2024. Program ini bertujuan untuk memperbaiki manajemen usaha dan memanfaatkan media sosial untuk memperluas pasar.
’’Seperti Instagram, TikTok, Facebook, Youtube, whatsapp business, serta platform e-commerce seperti Shopee dan layanan Grab,’’ ungkap Dr Chusnul Rofiah, koordinator tim dosen dari STIE PGRI Dewantara Jombang.
Baca Juga: KAUJE Korda Jombang Gelar Rapimda, Susun Program Kerja juga Santunan Anak Yatim
Bersama tim dosen Mardi Astutik dari STIE PGRI Dewantara Jombang dan Primaadi Airlangga dari UNWAHA Jombang dan mahasiswa Fista Amirah serta M Adi Suseno.
Pelatihan ini dilakukan karena kelompok pemberdayaan perempuan Srikandi di Desa Morosunggingan, Kecamatan Peterongan, menghadapi kesulitan dalam memasarkan produk hidroponik mereka.
Usaha yang dimulai untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat desa ini terhambat oleh keterbatasan akses pasar dan pengetahuan dalam hal manajemen usaha serta pemasaran yang efektif.
Juga untuk perbaikan laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi griyo pos.
Produk hidroponik seperti sayuran segar dari kelompok ini belum mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Menyebabkan pendapatan mereka stagnan dan kurangnya kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Selain kendala ekonomi, desa ini juga mengalami tingginya angka stunting dan gizi buruk, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Situasi ini mendorong perlunya strategi baru untuk tidak hanya memperbaiki ekonomi, tetapi juga mengatasi permasalahan kesehatan di desa tersebut.
Dari pelatihan yang diberikan, Srikandi berhasil memperkenalkan produk hidroponik mereka kepada konsumen di luar wilayah, termasuk ke Kota Mojokerto.
Hasil dari penjualan ini juga digunakan untuk mendanai program gizi bagi anak-anak stunting dan ibu hamil yang mengalami gizi buruk di desa tersebut.
Sehingga membawa dampak positif, baik bagi ekonomi maupun kesehatan masyarakat.
Program ini juga mendorong diversifikasi produk dengan memperkenalkan produk olahan baru seperti smoothies sayur, chicken burger, dan puding, yang menambah nilai jual dan memperluas jangkauan pasar kelompok.
Produk-produk inovatif ini semakin memperkuat posisi Srikandi di pasar.
Program tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi kelompok, tetapi juga memperkuat pemberdayaan perempuan serta memberikan kontribusi langsung terhadap perbaikan gizi masyarakat Desa Morosunggingan.
Dengan strategi pemasaran yang lebih terarah dan diversifikasi produk, Srikandi siap menjadi contoh sukses pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi digital di pedesaan.
Program ini diharapkan berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat di masa depan. (wen/jif)