Pendidikan

Keren! Wayang Masuk Sekolah Hadir di Desa Mentoro, Jombang Siap Cetak Dalang Cilik Masa Depan

×

Keren! Wayang Masuk Sekolah Hadir di Desa Mentoro, Jombang Siap Cetak Dalang Cilik Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Bupati Warsubi membuka kegiatan Wayang Masuk Sekolah yang digelar di Perguruan Muhammadiyah Mentoro Desa Mentoro, Kecamatan Sumobito, Jombang, Sabtu (27/9). (Ainul Hafidz/Radar Jombang)

DesaKita.co – Bupati Warsubi membuka kegiatan Wayang Masuk Sekolah yang digelar di Perguruan Muhammadiyah Mentoro Desa Mentoro, Kecamatan Sumobito, Sabtu (27/9).

Diikuti wali murid dan siswa KB Aisyiah Bustanul Athfal (ABA), RA ABA dan SD Muhammadiyah 1 serta SMP Muhammadiyah 3.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya untuk memperkenalkan seni budaya wayang kepada generasi muda di lingkungan sekolah.

’’Ini gerakan mulia yang bertujuan memperkenalkan serta melestarikan seni wayang sebagai budaya bangsa di kalangan generasi muda,’’ kata Bupati Warsubi.

Turut mendampingi bupati, Staf Ahli Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan Setdakab Jombang, Sudiro Setiono.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jombang, Wor Windari.

Baca Juga: Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek Jombang Gencar Sosialisasi Rumah Desa Sehat dan Rembuk Stunting

Kepala Sub Bagian TU Kantor Kemenag Jombang, Arif Hidayatulloh. Wakil Ketua PD Muhammadiyah Jombang, M Ali Said.

Serta jajaran pengurus PC Muhammadiyah Sumobito.

Baca Juga:  Semakin Nyaman, Pemdes Banyuarang Jombang Rehab Kantor Desa untuk Tingkatkan Pelayanan

Kegiatan dibuka dengan penyerahan wayang kulit dari Bupati Warsubi kepada dalang cilik, Amoro Lingga Abinaya. Remaja 15 tahun ini masih duduk di kelas 7 SMP Negeri Plandaan.

Wayang bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan sarana pendidikan karakter yang mengandung nilai-nilai luhur.

’’Wayang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Di dalam kisah pewayangan, tersimpan pelajaran budi pekerti, keberanian, persaudaraan, pengorbanan, dan cinta tanah air,’’ urai Warsubi.

Penting bagi generasi muda untuk tidak hanya maju dalam penguasaan teknologi. Tetapi juga memiliki pemahaman dan kecintaan pada budaya bangsa sendiri.

’’Alangkah baiknya, kemajuan itu diiringi dengan kecintaan pada budaya kita sendiri. Alhamdulillah, hari ini (kemarin) anak-anak bisa belajar wayang. Ini penting guna nguri-uri budaya bangsa,’’ kata Warsubi.

Diharapkan, kegiatan ini akan menumbuhkan minat anak-anak pada seni wayang. Bahkan dapat melahirkan dalang-dalang muda dari Jombang yang mampu melestarikan budaya masa depan.

Baca Juga:  Punya Kelas Unggulan EIC, Cara SMA Darul Ulum 1 Unggulan Jombang Cetak Siswa Berprestasi

’’Semoga anak-anak kita tidak hanya menjadi penonton. Dari sini bisa lahir dalang-dalang cilik atau dalang muda dari Jombang. Wayang harus terus hidup, berkembang, dan diwariskan dari generasi ke generasi,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Bikin Bangga! Warga Desa Sambongdukuh Ini Siap Wakili Jombang di Final OSN Tingkat Nasional

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Jombang, M Ali Said, menegaskan, Muhammadiyah sebagai organisasi besar di bidang pendidikan dan keagamaan tetap terbuka pada budaya lokal.

Termasuk kesenian wayang yang kini mulai diperkenalkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

SD Muhammadiyah 1 Mentoro menjadi satu-satunya sekolah dasar milik Muhammadiyah di Jombang yang diberi kesempatan menghadirkan pertunjukan itu di lingkungan sekolah.

’’Wayang memang sedang mengalami gejala penurunan minat atau peoratif. Tapi alhamdulillah, Muhammadiyah tidak alergi dengan budaya, termasuk wayang. Justru kami mendukung pelestarian budaya lokal yang memiliki nilai edukatif dan moral,’’ tuturnya.

Baca Juga:  Dorong Peningkatan Ekonomi, Dosen STIE PGRI Dewantara dan Unwaha Jombang Adakan Pengabdian di Desa Morosunggingan

Muhammadiyah Jombang menaungi 28 lembaga pendidikan formal. Mulai dari jenjang dasar hingga menengah atas.

’’Di Jombang, kami memiliki satu SD Muhammadiyah, 12 Madrasah Ibtidaiyah (MI), enam SMP, dua MTs, tiga SMA, dan tiga SMK, serta satu Madrasah Aliyah (MA),’’ terangnya.

Muhammadiyah juga mengelola enam pondok pesantren yang tersebar di beberapa kecamatan di Jombang.

Yakni di Kecamatan Bareng, Kecamatan Jombang, Mojoagung, Tembelang dan Peterongan.

’’Satu pondok pesantren lainnya di Ngoro saat ini sedang dalam proses pengajuan izin operasional,’’ imbuhnya.

Muhammadiyah juga memiliki struktur dan lembaga internal yang menangani berbagai bidang, termasuk seni dan budaya.

’’Kami memiliki Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) yang membawahi LP2M, juga LSBU atau Lembaga Seni Budaya. Kolaborasi dengan dinas P dan K seperti ini sangat kami dukung untuk menghadirkan budaya-budaya lokal ke lingkungan sekolah Muhammadiyah,’’ tegas Said. (fid/jif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *