Desakita.co – Merintis KBIHU bersama suami, hampir setiap bulan Umi Uhud mendampingi jamaahnya Umrah.
Di usinya yang telah menginjak 64 tahun, badannya masih fit dan prima ketika tengah beribadah.
Salah satu tipsnya adalah menghilangkan segala hal yang menyebabkan penyakit hati.
”Dihilangkan rasa gampang mangkel, ikhlas, menghadapi semua masalah tidak dengan emosi, insya Allah itu yang menjadikan kita sehat,” jelasnya.
Umi Uhud lahir 1961 di Surabaya. Ayahnya kala itu seorang ABRI yang tinggal dari satu asrama ke asrama lain.
”Ayah saya sekarang berusia 104 tahun, alhamdulillah masih sehat, asal Jombang tapi tugas dari asrama ABRI satu ke asrama yang lain,” katanya.
Saat ia SD, sang ayah tugas di Mojokerto, ia akhirnya sekolah dan menamatkan SD di SDN Magersari Kota Mojokerto, kemudian melanjutkan jenjang SLTP dna SLTA dan PGAN Mojokerto selama enam tahun.
Baca Juga: Kunci Sukses Hj Azminatul Uhud Pembina KBIHU Thoriqul Jannah Desa Mojongapit Jombang Mendidik Anak
Ia juga lulusan Fakultas Tarbiyah Undar Jombang dan pascasarjana Pendidikan Agama Islam di Unipdu Jombang. ”Lulus PGA saat menikah dan diboyong ke Jombang karena suami orang Jombang,” jelasnya.
Pada 1983, ia mendengar pengumuman melalui radio ada seleksi penerimaan guru agama Islam. Ia memutuskan untuk mendaftar dan diangkat sebagai PNS dan bertugas sebagai guru PAI SD di Kecamatan Peterongan.
Umi Uhud ditugaskan di SDN Mancar 1, kemudian pindah ke SDN Mancar 2, pindah lagi ke SDN Dukuhklopo. Pindah lagi ke SDN Mancar 1.
Setelah 25 tahun menjadi guru, ia mengikuti seleksi calon kepala sekolah. Hasilnya, ia diangkat menjadi kepala SDN Kepuhkembeng 2. Ia selanjutnya pindah tugas sebagai kepala SDN Mancar 1.
Satu periode berlalu, ia kemudian ikut seleksi pengawas. Hingga purnatugas Desember 2022 lalu, ia sebagai pengawas SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
Umi Uhud juga aktif di sejumlah organisasi, yaitu sebagai ketua Majelis Taklim Perempuan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kabupaten Jombang, ketua Majelis Taklim Khoirunnisa Kecamatan Jombang, pengurus PC Muslimat NU Kabupaten Jombang, pengurus Yayasan RSI Jombang, pengurus komite MTsN 3 Jombang dan lain sebagainya.
Baca Juga: Intip Profil Zulfikar Damam Ikhwanto: Sosok Aktivis, PNS, Pengusaha hingga Pengasuh Pondok di Jombang
Setelah purnatugas, ia melanjutkan Yayasan Thoriqul Jannah, dan di KBIHU Thoriqul Jannah yang dirintisnya bersama suami. Hampir setiap bulan ia mendampingi jamaah untuk Umrah ke Tanah Suci.
Namun jadwalnya kini mulai berkurang karena ia mempersiapkan ibadah hajinya tahun 2025.
”Alhamdulillah 2024 saya haji plus, dan tahun ini haji reguler sekaligus mendampingi jamaah KBIHU Thoriqul Jannah. Mudah-mudahan sehat sehingga bisa maksimal,” katanya.
Memiliki tenaga yang prima untuk beribadah, menurutnya tips paling ampuh adalah mengelola emosi. ”Selain itu juga disuntik vitamin sama anak-anak saya yang dokter itu agar badan tetap fit,” jelasnya.
Ia juga disiplin dalam hal istirahat. Pukul 21.00 WIB, ia sudah tidur untuk memulihkan tenaga lagi, dan bangun lebih awal. ”Anak-anak sudah ngerti semua jam 9 malam saya tidur sudah tidak bisa diganggu,” jelasnya.
Perjalanan Surabaya-Jeddah 10,5 jam dilaluinya dengan enjoy. Kalau lelah, ia isi waktu dengan mengaji, berdzikir, dan tidur. Sehingga ibadah dilaluinya dengan nikmat dan semangat.
Umi Uhud sudah seperti ibu dari banyak orang. Kepada seluruh jemaah, semua diperlakukan sama, semua dianggap keluarga, sehingga tumbuh rasa sayang, tidak saling sungkan dalam bertanya.
Sehingga banyak jamaah yang kembali lagi ke Umi Uhud ketika ingin menjalankan ibadah haji maupun Umrah.
Lama menjadi guru, banyak siswanya yang kini tengah sukses, bahkan menjalani ibadah haji dan Umrah bersamanya.
Saat jadi guru dulu, Umi Uhud selalu berpesan kepada siswanya untuk rajin belajar dan tidak meninggalkan salat lima waktu dengan alasan apa pun.
”Saya minta anak-anak belajar ngaji, taat pada orang tua, alhamdulillah banyak siswa yang sudah sukses, ada yang jadi dokter, Umrah bareng saya. Senang sekali rasanya,” pungkasnya. (wen/naz)