Lifestyle

Intip Sosok Fatihah Nurlailiyatussa’ada Siswi MAN 4 Jombang, Jadi Inisiator Muda Moderasi Beragama

×

Intip Sosok Fatihah Nurlailiyatussa’ada Siswi MAN 4 Jombang, Jadi Inisiator Muda Moderasi Beragama

Sebarkan artikel ini
Fatihah Nurlailiyatussa'ada (tengah) bersama kepala Kantor Kemenag Jombang Muhajir.

Desakita.co – FATIHAH Nurlailiyatussa’ada atau yang akrab disapa Nana, merupakan salah satu siswa berprestasi MAN 4 Jombang yang berada di lingkup Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang.

Nana selalu totalitas dalam belajar, baik saat di asrama maupun di madrasah. Ia berupaya agar seluruh kegiatan yang diikutinya berjalan seimbang.

Baru-baru ini, namanya dinobatkan dalam 40 peserta Inisiator Muda Moderasi Beragama (IMMB) 2024 terbaik yang diadakan Kemenag RI.

Untuk mempersiapkan itu semua, ia memastikan semua kegiatan yang harus dijalani sebagai santri telah terlaksana.

”Kegiatan di luar madrasah seperti lomba-lomba itu bukan kewajiban, kewajiban saya adalah mengikuti kegiatan pesantren karena saya adalah seorang santri,” kata Nana.

Baca Juga: Intip Profil M Sholahuddin, Advokat dari Desa Mojokrapak Tembelang Jombang yang Dulu Bercita-cita Jadi Dokter

Putri pasangan Moh Djuari dan Musrifah tersebut lahir di Lamongan pada 20 Desember 2006.

Pendidikannya diawali di sekolah di TK Syifaul Jinan Kendalkemlagi, Karanggeneng, Lamongan, selanjutnya MI Hidayatus Shibyan Karanggeneng, Lamongan dan MTs Hidayatus Shibyan Karanggeneng, Lamongan.

Kelas VII setelah ia lulus dari TPQ, Nana melanjutkan untuk hafalan Alquran. Meski di awal ia menjalaninya dengan agak terpaksa karena permintaan kedua orang tua, namun setelah dijalani, ia merasa sudah terbiasa dan menyukai aktivitas barunya itu.

”Di sana saya tidak mondok, seperti TPQ biasa jam 3 gitu, hafalan satu juz, murojaah sampai lancar tidak ada yang salah, baru saya boleh tambah hafalan juz,” kata bungsu dua bersaudara ini.

Luar biasanya, hanya dalam tiga tahun ia berhasil hafal Alquran 30 juz.

Sedangkan saat ini setelah ia duduk di bangku madrasah aliyah, ia kembali melancarkan hafalannya, serta memperbanyak murojaah di Asrama Nur Khodijah 3 Tahsin Tahfidz (NK 3 TT) Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang.

Tinggal di pondok pesantren adalah keinginannya sendiri.

Setelah lulus jenjang MTs, ia ingin memiliki banyak teman baru, lingkungan baru yang lebih positif, dan menjaga dirinya sendiri dari pergaulan bebas.

Baca Juga: Gunakan Sistem Voting Tertutup, Mantan Camat di Jombang Ini Terpilih Jadi Kepala Desa Hasil Musdes KDAW

”Awalnya orang tua agak keberatan karena jauh, tapi karena saya berikan pengertian akhirnya diizinkan,” jelasnya.

Yang selalu ia ingat nasihat dari kedua orang tuanya adalah agar Nana tidak takut untuk mencoba hal baru.

Untuk itu, di madrasah banyak kegiatan yang ia ikuti. Nana yang duduk di bangku kelas XI K IPA 6 MAN 4 Jombang, aktif di ekstrakurikuler jurnalistik. Ia juga aktif di organisasi PK IPNU IPPNU MAN 4 Jombang.

Waktunya di madrasah ia manfaatkan semaksimal mungkin.

Seperti mempersiapkan lomba moderasi beragama yang ia ikuti. Sebab, ketika ia sudah di asrama, waktunya dalam menggunakan gadged terbatas.

”Tapi dapat kelonggaran di asrama ketika sangat urgen, seperti ketika saya harus deadline upload konten untuk kepentingan lomba, baru diizinkan, karena madrasah kirim surat ke asrama,” jelasnya.

Baca Juga: Harga Naik, Petani Kacang di Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang Semringah

Selain itu, Nana juga memperkayaa pengetahuannya melalui buku.

Nana suka membaca buku dengan berbagai jenis buku, mulai dari buku pengetahuan, novel, dan lain sebagainya.

Biasanya ia membaca di perpustakaan madrasah, kadang juga meminjamnya untuk dibawa ke asrama untuk dibaca.

”saya pinjam di perpustakaan, tapi yang dibawa ke asrama tidak boleh novel, jadi hanya buku bacaan biasa yang saya nilai penting untuk dibaca,” jelasnya.

Siswa Madrasah IMMB 2024 Terbaik Tingkat Nasional

FATIHAH Nurlailiyatussa’ada merupakan salah satu Inisiator Muda Moderasi Beragama (IMMB) tahun 2024 terbaik tingkat nasional yang diadakan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Ia lolos seleksi dari lebih dari 600 peserta terbaik se Indonesia.

Ia lolos ke 100 besar, kemudian menjadi 40 besar terbaik tingkat nasional. Ia ingin mengajak anak-anak muda untuk bisa bijak dalam menggunakan media sosial.

”Saya ambil tema salam lintas agama wujud moderasi beragama pada event yang saya ikuti tahun 2024 itu,” kata Nana, sapaan akrabnya.

IMMB Tahun 2024 aksi yang dilakukan adalah penguasaan media sosial.

Nana yang memiliki banyak pengikut di sosial media mencoba untuk mengikuti event tersebut.

Sebelum mengikuti IMMB 2024 tersebut, sebelumnya ia juga sudah membuat rencana aksi. Dalam bentuk proposal dan video yang didalamnya berisi tentang mengenalkan moderasi beragama,  indikator moderasi beragama dan lain sebagainya.

Baca Juga: Lestarikan Tradisi Santri, Kemenag Jombang Adakan Liwetan Tradisional Peringati Hari Amal Bhakti ke-79

Tema Salam lintas agama wujud moderasi beragama diambil karena salam lintas agama tersebut dinilai haram dalam Fatwa MUI yang ramai diperbincanhkan pada Mei 2024.

Ia yang kemudian mencari informasi dari berbagai sumber, mengapa salam lintas agama tersebut diharamkan, dan bagaimana yang menghalalkannya.

”Kesimpulannya salam lintas agama tidak apa-apa, karena itu bentuk dalam moderasi beragama, sebagai bentuk hormat kita,” jelasnya.

Ia mengambil tema tersebut karena ingin mengajak anak-anak muda untuk tidak tidak asal-asalan dalam mengikuti sebuah berita. Harus melihat dan mencari sumber kebenaran yang ada.

Instagram dan Tiktok dipilih karena lebih muda diakses olehnya yang juga merupakan seorang santri. Juga karena pengikutnya di dua media sosial tersebut lebih banyak dibandingkan dengan X. ”Saya pakai X juga, tapi tidak intens seperti di Instagram dan Tiktok,” jelasnya.

Selama periode lomba, ia harus upload konten setiap hari Selasa, Jumat dan Minggu di Instagramnya @Naylafn__ dan Tiktok @Nailafnnn. ”Jadi saya memaksimalkan waktu di madrasah, untuk buat konten, ngedit, juga cari ide,” jelasnya.

Setelah dinyatakan menjadi IMMB 2024 terbaik tingkat nasional. Ia kemudian menjalani TOT ke Bogor selama tiga hari.

Di sana ia mendapatkan banyak ilmu, utamanya soal sosial media, bagaimana cara bikin konten yang tidak membosankan, bagaimana cara mendapatkan banyak pengikut. Ia juga belajar langsung kepada influencer yang diundang ke forum tersebut oleh Kemenag RI.

Sebagai konten kreator, ia juga harus bisa tampil prima di depan banyak orang. Di hadapan kamera, ia berusaha untuk tampil rileks agar tidak gugup saat berbicara, tidak berfikiran negatif thinking, sehingga akan lancar dan lebih mengalir.

”Sebenarnya saya juga masih belajar, butuh jam terbang untuk bisa lebih luwes di depan kamera,” pungkasnya. (wen/naz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *