Desakita.co – Petani kacang tanah di Dusun Delik, Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo semringah.
Itu setelah hasil panen melimpah. Harga jualnya juga cenderung bagus, Rp 14 ribu per kilogram (kg) untuk basah.
Salah satunya milik Abdul Rouf, petani kacang tanah di Dusun Delik. Dia bersama dengan anggota keluarganya tengah memisahkan kacang dari tangkainya.
Usai seluruh kacang dipanen dari pematang sawah. ”Baru selesai panen dari sawah, sekarang dipisahkan kacang-kacangnya,” kata Rouf.
Dikatakan, ia hampir setiap tahun menanam kacang. Lantaran kondisi persawahan wilayah setempat pengairan tak maksimal.
”Lebih banyak kacang sama jagung, ditanami padi susah. Karena sawahnya geneng, jadi pengairannya susah,” imbuh dia.
Baca Juga: Genjot Produktivitas Pertanian, Pemdes Kedungturi Gudo Jombang Bangun JUT untuk Petani
Panen kali ini menurut dia, melimpah. Miliknya dalam sekali panen menjual hampir 16 kuintal dengan luas sawah 2.800 meter persegi. ”Rata-rata banon 100 minimal terjual 8 kuintal kacang basah,” ujar Rouf.
Setiap panen pasti ada tengkulak yang siap membeli.
”Di sana pasti diproses dan dijual lagi, entah dibuat kacang goreng atau kacang godok,” tutur dia.
Harga per kilogramnya, lanjut Rouf, juga cenderung bagus. ”Langsung ke konsumen Rp 14.000 per kilogram, ke tengkulak biasa dikasih harga Rp 12.000 per kilogram,” ujar Rouf.
Dia pernah bekerja sama dengan salah satu tengkulak. Kacang miliknya dijual ke pabrik.
”Harganya lebih mahal, karena di pabrik dibuat bahan baku sangrai, cuma kualitasnya harus bagus. Sekarang sudah tidak dijual ke sana lagi,” tutur dia.
Miliknya kacang tanah biasa. ”Isinya hanya dua biji. Beda kacang hibrida, isinya sampai tiga. Ini hanya dua saja,” ujar Rouf. (fid/naz)
Respon (1)