Desakita.co – Ratusan santri dari berbagai pondok di Jombang mengajukan pindah pilih kemarin (15/1).
Karena saat coblosan 14 Februari mendatang, mereka tidak pulang kampung alias tetap di pondok.
KPU Jombang menyiapkan TPS khusus agar santri tetap bisa menggunakan hak pilihnya di pondok.
Rombongan santri maupun PNS dari berbagai daerah berdatangan ke KPU Jombang sejak pagi kemarin.
Mereka membawa berkas adminduk, hingga berkas syarat pindah pilih.
Di depan petugas, mereka menyampaikan keinginannya untuk pindah pilih di Jombang.
Amilatul Milah, salah satu santri asal Pondok Pesantren Al Fathimiyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang menyampaikan, sengaja mengajukan pindah pilih agar bisa mecoblos 14 Februari nanti.
’’Saya ingin agar hak pilih saya tetap bisa saya gunakan,’’ ujar perempuan asli Sidoarjo ini.
Di pondok, ia bersama 82 santri lainnya yang memiliki hak pilih dianjurkan untuk mengajukan pindah pilih ke KPU Jombang. Caranya, membawa berkas yang dibutuhkan.
’’Kalau saya pulang kampung saat coblosan nanti kurang efektif. Jadi lebih baik menyingkat waktu dengan nyoblos di Jombang,’’ tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, komisioner KPU Jombang, Ayatullah Khumaini menyampaikan, Senin (15/1) kemarin, adalah hari terakhir pelayanan bagi pemilih reguler untuk pindah pilih.
Sampai dengan pukul 15.00 WIB sudah ada 1.000 lebih yang mengajukan pindah pilih.
’’Kita tutup sampai pukul 21.00 nanti (kemarin,red),’’ ujarnya.
Dari total 1.000-an pemilih yang mengajukan pindah pilih, mayoritas santri, mahasiswa hingga pekerja.
’’Jumlah santri lebih banyak, karena memang jumlah pondok pesantren di Jombang banyak sekali,’’ paparnya.
Syarat mengajukan pindah pemilih bagi santri cukup KTP dan KK terbaru. Sedangkan untuk pekerja yakni KTP dan KK terbaru ditambah surat keterangan dari tempat dia bekerja.
’’Saat coblosan kita siapkan TPS khusus agar mereka dapat menggunakan hak pilihnya,’’ tegasnya. (ang/jif)