Pemerintahan

DPRD Jombang Nilai Implementasi Pendidikan Karakter di Jombang Belum Berhasil, Banyak Perbuatan Asusila Remaja Usia Sekolah

×

DPRD Jombang Nilai Implementasi Pendidikan Karakter di Jombang Belum Berhasil, Banyak Perbuatan Asusila Remaja Usia Sekolah

Sebarkan artikel ini
Ilustasi asusila remaja usia sekolah

Desakita.co – Komisi D DPRD Jombang menilai, pendidikan karakter siswa di sekolah tidak berhasil.

Ini mengaca banyaknya kasus kejahatan bahkan perbuatan asusila yang dilakukan remaja usia sekolah.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang diminta menambah bobot nilai keagamaan di sekolah.

’’Capaian pendidikan karakter perlu terus jadi bahan evaluasi kedepan. Kasus-kasus pelajar saat ini sangat memprihatinkan,’’ kata Syarif Hidaytullah, wakil ketua komisi D DPRD Jombang, kemarin.

Tahun lalu, ada dua anggota gengster yang masih duduk di salah satu SMP negeri di Kecamatan Jombang.

Sejumlah pelajar digerebek di rumah kos dan kepergok melakukan hubungan asusila. Padahal  usianya masih 14 tahun dan 16 tahun.

Bahkan masih mengenakan seragam sekolah.

Dua gengster berusia 16 dan 17 tahun juga baru diamankan karena melakukan tidak kejahatan dengan membacok korbannya hingga koma.

Hal ini disayangkan Gus Sentot, sapaan akrabnya.

’’Pendidikan karakter yang selama ini diberikan kurang maksimal, dan harus ditingkatkan,’’ jelasnya.

Apalagi, sekolah lima hari atau fullday saat ini juga dinilai membawa dampak yang tidak baik. Sebab, siswa lebih banyak libur.

’’Apalagi sekarang lima hari kerja, lebih banyak waktu di rumah.

Kalau pendidikan karakternya tidak kuat, maka akan mudah bagi siswa melakukan hal-hal yang dilarang,’’ ungkapnya.

Gus Sentot meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang serta Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang untuk memberikan penguatan karakter siswa melalui pelajaran dan pembiasaan praktik agama.

Sebab, siswa usia remaja membutuhkan pembelajaran aqidah, akhlak, dan etika untuk bermasyarakat dengan baik.

’’Bobot pelajaran agama harus ditambah. Itu tugas sekolah yang bisa dikuatkan dengan kebijakan dinas. Menambah pelajaran agama, untuk membentengi siswa dalam pergaulan,’’ tambahnya.

Selain itu, juga butuh pengawasan orang tua. Serta laporan masyarakat untuk mengawasi siswa ketika berada di luar sekolah.

’’Sekolah bisa mengecek ke masyarakat sekitar, tentang bagaimana tindak tanduk yang dilakukan siswa ketika di luar sekolah,’’ tandasnya. (wen/jif/ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *