Desakita.co – Setelah meraih penghargaan sebagai Desa Berseri (bersih dan lestari) tingkat provinsi kategori pratama. Kini Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, sedang bersiap mengikuti penilaian Desa Berseri kategori madya 2024.
”Kita mendapatkan tingkat pratama di tingkat provinsi 2023, penghargaannya diberikan langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa,” kata Khoirul Umam, Kepala Desa Dukuhdimoro, kemarin (27/11).
Mendapatkan penghargaan Desa Berseri, Dukuhdimoro memperhatikan kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan.
Lingkungan Dusun Penanggalan utamanya, bersih asri, sepanjang jalan dilengkapi dengan hiasan bola-bola berwarna merah-putih. Pot-pot besar berisi bunga.
Rumah-rumah dan halaman warga juga tampak bersih di beberapa tempat.
Sekaligus terdapat ajakan untuk menciptakan lingkungan yang bersih.
”Kalau ada tembok di pinggir jalan, dan diizinkan yang punya, kita gambar untuk ajakan hidup bersih jadi lebih menarik,” bebernya.
Di pinggir-pinggir jalan juga terdapat pot bunga dengan memanfaatkan galon bekas, yang dicat kembali dengan warna-warni cantik, sehingga lebih indah dipandang mata.
Galon bekas juga dijadikan hiasan gantungan. ”Masih banyak galon yang belum kita olah, nantinya akan dimanfaatkan jadi pot lagi, biar semakin banyak,” jelasnya.
Desa Dukuhdimoro juga memiliki resapan biopori di sejumlah titik.
Biopori ini untuk mengurangi sampah organik dan menyuburkan tanah sekitar.
Pemdes juga menyediakan beberapa tong sampah di depan rumah warga.
Tujuannya, mereka bisa mengolah sampah menjadi pupuk.
”Sampah rumah tangga selain plastik, daun-daun ditampung dalam satu drum, kemudian kita semprot sampai bisa jadi pupuk. Nah pupuknya bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman warga,” tambah Khoirul.
Untuk menjalankan semua programnya, Desa Dukuhdimoro mendapatkan bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang.
”Yang bertugas memantau tanaman dan kebersihan lingkungan, kami ada kader lungkungan,” tegas dia.
Pihaknya berharap, program Desa Berseri membuat masyarakat semakin bangga desanya, merasa memiliki desa dengan merawat dan meningkatkan yang telah berjalan.
Saat ini, Desa Berseri masih berfokus di Dusun Penanggalan.
Ke depan, akan berlanjut ke Dusun Juwet dan Dusun Dukuhdimoro.
”Pasti seluruhnya akan menerapkan hal sama, tapi bertahap, tidak bisa langsung bersamaan,” tambah Khoirul.
Tahun ini, Desa Dukuhdimoro juga melakukan rehabilitasi pada makam Mbah Hadi Sidomulyo (Sayid Hadi bin Abdulloh bin Husein bin Abdurrohman Al Maghrobiy), dengan membangun tembok penahan tanah.
Melihat Pemdes bergerak untuk mempercantik area makam, warga kemudian melakukan iuran suka rela untuk menambahkan paving di sekitar makam.
Sehingga saat ini, makam sesepuh desa semakin bersih.
Disamping sangat rindang karena ada dua pohon besar di sekitar makam.
Khoirul Umam berharap, makam Mbah Hadi Sidomulyo yang bersih, bisa membuat peziarah yang datang semakin nyaman.
Makam Mbah Hadi Sidomulyo ramai dikunjungi peziarah.
Selain warga Jombang sendiri, banyak yang berasal dari luar kota, seperti Kediri, Ponorogo, hingga Jawa Tengah. Biasanya, peziarah datang di hari Kamis.
Mbah Hadi Sidomulyo dipercaya masyarakat sekitar merupakan abdi kerajaan majapahit.
Mbah Hadi yang babat alas Desa Dukuhdimoro sekitar 1500-an.
”Literasi yang valid memang tidak ada, itu cerita turun temurun, Mbah Hadi Sidomulyo sesepuh desa ini,” jelasnya.
Pemerintahan Desa Dukuhdimoro sendiri dimulai 1946.
”Kepala Desa pertama 1946, kalau saya kepala desa ke-6,” tambahnya seraya menambahkan, sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian petani dan buruh pabrik. (wen/bin/ang)