Desakita.co – Tenaga honorer kategori 2 (THK-2) yang mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun ini khawatir.
Pasalnya, nilai yang didapatkan pada saat seleksi kompetensi tidak mencapai ambang batas. Serta banyak THK-2 yang menumpuk di satu instansi.
’’Kami ingin THK-2 diprioritaskan, mereka sudah sepuh-sepuh. Kasihan kalau yang dilawan muda-muda,’’ kata Ipung Kurniawan, koordinator THK-2 Jombang, kemarin.
Ada 21 THK-2 yang lolos seleksi PPPK tahun ini. 14 diantaranya mendaftar di instansi yang sama. Padahal formasi yang disediakan hanya untuk empat orang.
’’Jika di tempat tersebut sudah banyak, berarti sama seperti bertarung melawan kawan sendiri,’’ jelasnya.
Kekhawatiran semakin bertambah karena nilai yang didapatkan saat tes tak ada yang menyentuh ambang batas.
Seleksi PPPK dinilai Ipung masih terkesan belum memprioritaskan THK-2.
Masih ada 300 lebih THK 2 di Jombang. Tahun ini, lebih dari 100 THK-2 yang tak lolos seleksi administrasi.
Tiga di antaranya lulusan S1. Serta kurang lebih 100 orang lulusan SMA sederajat.
Alasannya, mayoritas tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan sebelumnya.
Tahun ini, Jombang hanya membuka 10 formasi lulusan SMA untuk tenaga pemadam kebakaran. ’
’Sedangkan THK-2 yang dari guru ada, peternakan ada, PUPR ada, dan lainnya,’’ urainya.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jombang, Bambang Suntowo, mengatakan, THK-2 tidak perlu khawatir dengan adanya nilai ambang batas.
Mengingat THK-2 masuk kategori pelamar khusus yang tidak diberlakukan nilai ambang batas minimal.
’’Nilai ambang batas hanya berlaku untuk pelamar umum,’’ kata Bambang.
Sementara untuk penumpukan yang terjadi dalam satu instansi, akan dilakukan perangkingan sesuai dengan formasi.
’’Sesuai pengumuman, THK-2 memang prioritas. Jika menumpuk, itu wewenang BKN (Badan Kepegawaian Negara). Sebaiknya menunggu pengumuman saja, kan masih ada yang belum selesai,’’ ulasnya.
Ditanya jumlah THK-2 Jombang yang mendaftar pada seleksi PPPK tahun ini, Bambang mengaku tak tahu.
’’BKN yang punya datanya,’’ ujarnya. (wen/jif/ang)