Desakita.co – Kerusakan pintu Dam Karet Jatimlerek di Kecamatan Plandaan Jombang menjadikan petani di kawasan utara Brantas kelimpungan.
Dari hasil pendataan sementara yang dilakukan dinas pertanian (Disperta) Jombang, total luas lahan yang terdampak mencapai hingga 1.341 hektare, tersebar di wilayah Kecamatan Plandaan dan Kecamatan Ploso.
Kepala Disperta Jombang M Rony mengatakan, dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya di lapangan, total luas lahan yang terdampak kerusakan pintu Dam karet jatimlerek ditaksir mencapai 1.341 hektare.
”Dari pendataan yang kita lakukan, total sekitar 1.341 hektare lahan mengandalkan pengairan dari Saluran Primer Jatimlerek,” terangnya, Rabu (15/5).
Baca Juga: Dampak Pintu Dam Karet di Desa Jatimlerek Jombang Rusak, 150 Hektare Sawah Terancam Nganggur
Dari total luasan lahan itu, lanjut Rony, lahan seluas 78,5 hektare sudah ditanami padi.
Sisanya masih persiapan dan sebagian sudah menyiapkan persemaian.
”Di Kecamatan Plandaan yang sudah tanam 71,5 hektare sedangkan di Kecamatan Ploso 7 hektare, itu data kita per 13 Mei kemarin,” bebernya.
Namun, musim tanam kedua kali ini saluran itu tak bisa mengairi sawah secara normal.
Lantaran pintu Dam Karet Jatimlerek jebol.
”Jadi hasil rapat koordinasi, intinya petani yang belum tanam padi jangan dipaksanakan untuk tanam padi, ketika air tidak mencukupi,” kata Rony.
Baca Juga: Kepala Desa Purisemanding Jombang Ungkap 7 Desa Kesulitan Irigasi, Dampak Pintu Dam Karet Rusak
Dikatakan, dari luasan itu atau hingga 13 Mei sawah seluas 78,5 hektare sudah ditanami padi.
Sisanya masih persiapan dan sebagian sudah menyiapkan persemaian.
”Di Kecamatan Plandaan yang sudah tanam 71,5 hektare sedangkan di Kecamatan Ploso 7 hektare,” imbuh dia.
Akibat kerusakan pintu Dam Karet Jatimlerek menjadikan suplai pengairan ke sawah warga terganggu.
Meski didatangkan sejumlah mesin pompa untuk membantu pengairan, namun suplai airnya tentu sangat terbatas, ia menyarankan petani agar pada musim tanam kedua ini tidak memaksakan menanam padi.
”Misalnya palawija, jagung ataupun lainnya, yang jelas tanaman yang tidak banyak membutuhkan air,” ujar Rony.
Diakui, pihak pemilik kewenangan dam membantu mesin pompa untuk mengairi sawah.
Namun, debitnya tak seperti kondisi normal. ”Sehingga, kami minta untuk jadwal gilir dikawal.
Jangan sampai ada gegeran di tingkat petani, karena selisihnya sekarang sangat jauh,” tutur dia.
Sementara itu, perbaikan salah satu pintu Dam Karet Jatimlerek yang rusak hingga kini belum berjalan.
Meski belum jelas kapan pekerjaan perbaikan dam dimulai, namun diprediksi perbaikan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.
”Untuk penanganan minimal butuh waktu tiga bulan, mulai dari pengerjaan kisdam sampai ke titik yang bocor,” ujar Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Sultoni.
Sultoni menerangkan, sebelumnya sudah digelar pertemuan di kantor Desa Jatimlerek, Kecamatan Plandaan bersama stakeholders terkait untuk membahas dampak kerusakan pintu Dam Karet terhadap petani di musim tanam kedua, Senin (13/5).
Pertemuan dihadiri sejumlah stakeholders mulai kepala desa di Kecamatan Plandaan dan Kecamatan Ploso yang terdampak, pewakilan gapoktan, hippa dan disperta, dinas PUPR serta DPMD dan, BBWS Brantas.
”Jadi, rapat kemarin fokus pada penanganan darurat untuk kebutuhan irigasi pertanian,” katanya.
Terkait upaya perbaikan dam, Sultoni menyebut sudah menjadi pembahasan di internal Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas selaku pemilik kewenangan sungai.
”Sedang dibahas teman-teman balai besar dan sepertinya akan dimasukkan dalam program mereka,” imbuh dia.
Dalam koordinasi itu, penanganan diprediksi berlangsung lama. Estimasi waktu yang dibutuhkan diperkirakan sekitar tiga bulan. Namun, hal itu juga tergantung hasil pengecekan tingkat kerusakan dam.
”Untuk pengecekan sampai saat ini belum bisa, karena posisi teraliri air. Jadi harus dikisdam dahulu, baru diteliti mana yang bocor dan bagaimana solusinya,” tutur Sultoni. (fid/naz/ang)