DesaKita.co– Perbaikan jembatan di Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu yang putus mulai ada titik terang. Itu setelah pemkab saat ini tengah menyusun dokumen perencanaan. Pagu anggarannya Rp 122 juta.
Kepala Dinas Perkim Jombang Agung Hariadi menjelaskan, perbaikan jembatan itu saat ini mulai mengarah ke penyusunan dokumen perencanaan. ”Karena penyusunan (dokumen perencanaan) masuk perubahan (APBD), sekitar Rp 100 juta,” kata Agung kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Dijelaskan, ada beberapa petimbangan penyusunan dokumen dilaksanakan tahun ini. Di antaranya, untuk perbaikan atau pekerjaan fisik sudah diplot APBD 2025. ”Bentang jembatannya juga panjang, hampir 26 meter,” imbuh dia.
Baca Juga: Inovatif, Ini Program Pemdes Bandung Diwek Wujudkan Jombang Zero Stunting
Meski begitu, untuk pekerjaan fisik diprediksi tahun depan menilik kondisi di lapangan. Mengingat, ketika musim hujan tiba debit Kali Marmoyo biasanya tinggi. ”Jadi menyesuaikan, tapi kemungkinan untuk pekejaan fisiknya belum bisa diawal tahun,” ujar Agung.
Jembatan itu menurut Agung, menjadi salah satu penanganan jembatan imbas bencana. Meski beberapa kali batal, tahun depan bakal diperbaiki. ”Sekarang sudah dimulai tahapannya, jadi paling tidak untuk fisiknya sudah diusulkan 2025,” kata Agung.
Sementara itu, Kades Kudubanjar Gatot Kuswanto menyambut baik rencana itu. Sebab, jembatan itu sudah lama putus dan belum tertangani oleh pemerintah. Penanganan darurat dilakukan warga secara swadaya beberapa tahun lalu. ”Keterangan terakhir kami terima akan segera diperbaiki,” kata Gatot.
Seperti diketahui, putusnya jembatan di Desa Kudubanjar sudah berlangsung sejak awal 2020 lalu. Karena tak kunjung ditangani, warga urunan untuk membangun jembatan darurat dari rangka besi. Pasalnya, akses jembatan tersebut sangat vital untuk aktivitas warga sekitar. Meski sudah sempat diajukan pembangunan jembatan pada 2024, namun karena ada refocusing anggaran, sehingga proyek tersebut batal. (fid/naz)
Respon (1)