Pemerintahan

Menteri Lingkungan Hidup Tinjau Pengelolaan Limbah Tahu di Desa Ngumpul Jogoroto

×

Menteri Lingkungan Hidup Tinjau Pengelolaan Limbah Tahu di Desa Ngumpul Jogoroto

Sebarkan artikel ini
TINJAU: Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq didampingi Pj Bupati Jombang meninjau lokasi IPAL Biogas KLH di Desa Mayangan Jogoroto dan sentra tahu di Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto.

Desakita.co – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Jombang kemarin (19/11).

Dalam kunjungannya, Menteri Hanif meninjau pengelolaan limbah produksi tahu di Kecamatan Jogoroto.

Pemerintah pusat berencana membangunkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) guna mengatasi persoalan limbah secara bertahap.

Menteri Hanif yang juga Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) di Kabinet Merah Putih tiba di Jombang pukul 11.00. Ia datang bersama sejumlah jajaran kementerian.

Di antaranya Plt Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro, Direktur Penanganan Sampah Novrizal Tahar, Direktur Pengurangan Sampah Vinda Damayanti.

Baca Juga: Ini Cara Jitu Bidang Gakkum DLH Jombang Atasi Limbah B3

Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 dan Non B3 Haruki Agustina, Direktur Pengendalian Pencemaran Air Tulus Laksono.

serta Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa Abdul Muin.

Kedatangan mereka disambut hangat Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo bersama jajaran forkopimda serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Miftahul Ulum.

Rombongan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol bersama jajaran kemudian meninjau lokasi IPAL Biogas bantuan pemerintah di pabrik tahu milik salah satu produsen tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto.

Tak berhenti sampai di situ, Menteri Hanif juga mengecek kondisi aliran sungai yang kini tercemar pembuangan limbah tahu. Di lokasi inilah, Menteri Hanif berencana membangunkan IPAL.

Kepada sejumlah wartawan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyampaikan apresiasi atas inisiatif mandiri yang dilakukan Pemkab Jombang beserta masyarakat sekitar yang telah berupaya meminimalisir pencemaran limbah dari produksi UMKM tahu. Misalnya, pembangunan IPAl, pengelolaan limbah jadi biogas hingga pembersihan sungai.

”Kenapa tidak masuk ranah pidana? karena ini tugas kami dan pak bupati untuk membina UMKM. Ini harus benar-benar kita kawal kaidah dan konsep lingkungan hidupnya,” ujar dia.

Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, lanjutnya, akan berkomitmen mengatasi persoalan limbah.

Salah satunya, membangun sarana prasarana apa yang diperlukan dalam pengurangan dampak limbah-limbah, termasuk mengajukan IPAL komunal serta pemanfaatan biogas.

Baca Juga: Raih Penghargaan Nirwasita Tantra 2023, Ini yang Dilakukan DPRD Jombang

”Hal itu kita lakukan agar bisa mencegah kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan UMKM ini,” tandasnya.

Disinggung kapan rencana pembangunan IPAL dilaksanakan? Hanif Faisol mengatakan secepatnya.

”Rencana pembangunan secepatnya, semakin cepat semakin baik. Karena ini akan mengurangi dampak pencemaran yang bermuara di Sungai Brantas,” tandasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menyisir daerah lain guna mengatasi persoalan limbah di Jawa Timur.

”Kita akan menyisir di area-area lain untuk memotongi semua penyebab limbah dan harapan kami ini dapat menginisiasi kelompok-kelompok lain untuk mengerjakan hal ini. Karena kami akui ini tidak bisa kami lakukan sendirian,” pungkasnya.

Setelah berkunjung ke pengelolaan sentra limbah tahu, pihaknya juga mengecek Dam Yani di Desa Budugsirejo Kecamatan Sumobito serta sentra Slag Alumunium di Sumobito.

Dalam kunjungan kerja tersebut, rombongan Menteri Hanif juga berkunjung ke Ponpes Tebuireng, Kecamatan Diwek untuk berziarah ke Makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Sementara itu, Pj Bupati Jombang mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas atensi pemerintah terhadap penanganan limbah yang dihasilkan UMKM tahu di Jombang.

”Atas nama Pemkab Jombang kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pak Menteri atas perhatiannya untuk pengelolaan limbah tahu di Jombang,’’ ujar dia.

Baca Juga: Tak Bisa Aliri Sawah Warga, Belasan Embung Tadah Hujan di 14 Desa di Jombang Tak Berfungsi Optimal

Dia menyampaikan, industri tahu merupakan salah satu sektor usaha kecil dan menengah yang banyak digeluti masyarakat di Kabupaten Jombang.

”Saat ini terdapat hampir 200 industri yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Jombang, dengan 88 industri diantaranya terpusat di tiga desa di Kecamatan Jogoroto yaitu Desa Mayangan, Desa Sumbermulyo dan Desa Ngumpul.

Industri ini Mulai sejak 1960-an dan secara tradisional dan terus-menerus berkembang hingga saat ini dengan kapasitas produksi rata-rata mencapai 84 ton per hari,’’ pungkasnya. (naz)

 

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *