Pendidikan

Menempatkan Kesehatan Mental di Garis Depan

×

Menempatkan Kesehatan Mental di Garis Depan

Sebarkan artikel ini
dr Dwi Anggrainy Amirudinda Firmanti

Oleh: dr Dwi Anggrainy Amirudinda Firmanti 

Kabag Umum RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung

Desakita.co – Kesehatan mental bukan bicara tentang ”kegilaan”. Ini tentang bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak.

Bagaimana kita menghadapi tekanan hidup, menjalin hubungan, dan mengambil keputusan. Dalam arti yang paling dasar, kesehatan mental adalah fondasi dari semua aspek kehidupan kita.

Mengapa Kesehatan Mental Itu Penting?

Kesehatan mental yang baik memberi kita kemampuan untuk menikmati hidup, menghadapi tantangan, membangun hubungan sehat, dan mencapai potensi diri.

Sebaliknya, ketika kesehatan mental terganggu, baik karena stres kronis, trauma, kehilangan, atau faktor biologis, dunia terasa berubah, hal-hal kecil bisa menjadi beban besar.

Energi menghilang, semangat padam, dan hidup menjadi sekadar rutinitas yang dijalani tanpa rasa.

Baca Juga: Tips Kesehatan Ala Hj Azminatul Uhud Pembina KBIHU Thoriqul Jannah Jombang

Depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan panik, fobia, post-traumatic stress disorder (PTSD) dan berbagai kondisi lainnya bukanlah tanda kelemahan.

Itu kondisi medis yang nyata dan butuh perhatian, pemahaman serta perawatan, baik atas diri sendiri atau orang di sekitarnya.

Stigma yang Masih Ada

Banyak orang masih menganggap, seseorang yang mengalami gangguan mental adalah lemah, tidak bersyukur, atau bahkan gila.

Akibatnya, banyak dari mereka yang memilih diam.

Mereka menyimpan luka di balik senyum, menangis dalam diam, dan berpura-pura baik-baik saja.

Stigma ini tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari dalam diri sendiri.

Banyak orang merasa bersalah karena merasa sedih terlalu lama, cemas tanpa sebab, atau tidak punya energi untuk menjalani hari.

Mereka menekan emosi, berharap bisa kuat atau move on sendiri, tanpa menyadari bahwa kadang, kekuatan sejati adalah ketika kita berani meminta bantuan.

Baca Juga: 8 Tips Mengontrol Konsumsi Gula dan Lemak Selama Lebaran

 

Self-Care: Lebih dari Sekadar Me Time

Salah satu kata kunci yang sering muncul saat membahas kesehatan mental adalah self-care, tindakan sadar untuk menjaga keseimbangan diri, termasuk mengenali batas, mengatakan ’tidak’ saat perlu, beristirahat saat lelah, dan membiarkan diri merasakan emosi tanpa menghakimi.

Self-care juga bisa diwujudkan dengan berbicara kepada psikolog, menulis jurnal, bermeditasi, atau sekadar tidur cukup dan makan dengan benar.

Merawat kesehatan mental bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan dasar. Sama seperti kita menyikat gigi setiap hari, jiwa kita pun perlu dibersihkan dan dirawat.

*) Kabag Umum RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *